Advertisement
Jejak Pendidikan- Dalam setiap tindakan atau perilaku sosial ada faktor-faktor yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu. Dan itu akan di bahas oleh tiga aliran:
a) Pengalaman
Zakiah Daradjat menyebutkan bahwa sebelum anak masuk sekolah, seorang anak pasti memiliki banyak pengalaman yang diterima dari orang tua dan anggota keluarga serta teman-teman sepermainannya. Semua pengalaman yang ia dapat sejak lahir tersebut merupakan unsur dalam kepribadiannya.
Pengalaman adalah guru yang paling baik bagi kita. Begitu juga dengan pengalaman anak juga mempengaruhi cara berperilakunya. Di rumah anak akan mencontoh orang tua dan anggota keluarga yang lain. Sedangkan diluar rumah ia akan mencontoh perilaku yang baik dari temannya. Begitu penting peran pengalaman pribadi dalam membentuk kepribadian anak. Sehingga pembentukan perilaku sosial perlu ditanamkan sejak dini dalam jiwa anak.
b) Ilmu pengetahuan
Mencari dan memiliki pengetahuan merupakan kewajiban bagi orang yang beriman. Hal ini dikarenakan untuk mencapai pemenuhan dan perealisasian diri tidak lepas dari ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu pengetahuanlah kita dapat mencari kebenaran dalam hidup.
Ilmu pengetahuan merupakan faktor esensial dalam pendidikan. Keterlibatan ilmu pengetahuan manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan sosial sangat mempengaruhi kualitas moral dan budi pekertinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas manusia. Disisi lain bila tidak terkendali, nilai-nilai yang luhur tersebut dapat menimbulkan kerugian diri sendiri.
a) Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang peranannya besar sekali terhadap perkembangan sosial pada awal perkembangan anak dan menjadi pedoman bagi perkembangan selanjutnya. Pada dasarnya peranan orang tua sangat dibutuhkan pada pembentukan jiwa dan moral anak, karena pendidikan anak dipengaruhi oleh sikap dan cara orang tua dalam membimbing dan mendidiknya sehingga berpengaruh dalam perilaku sosial mereka.
Hubungan timbal balik dalam pendidikan harus tercipta dalam keluarga, mengingat bahwa orang tua juga mempunyai peran yang tak kalah penting dalam menentukan keberhasilan anaknya dan menjadi suri tauladan yang baik bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus bersungguh-sungguh dalam mendidik anaknya. Selain pendidikan agama juga mendidik untuk bersosialisasi dan menanamkan nilai sosial yang akan berpengaruh pada perilaku sosial anak.
b) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua sebagai kelanjutan dari pendidikan keluarga. Sekolah bukanlah sekedar tempat menuangkan ilmu pengetahuan kedalam otak peserta didik (transfer of knowledge), tetapi sekolah juga harus mendidik dan membina kepribadian anak (transfer of value). Hurlock dalam bukunya Samsu Yusuf mengemukakan bahwa pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena sekolah adalah substitusi dari keluarga dan guru adalah substitusi dari orang tua.
Faktor internal (pembawaan)
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri anak dan ikut berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam berperilaku. Faktor internal ini meliputi:a) Pengalaman
Zakiah Daradjat menyebutkan bahwa sebelum anak masuk sekolah, seorang anak pasti memiliki banyak pengalaman yang diterima dari orang tua dan anggota keluarga serta teman-teman sepermainannya. Semua pengalaman yang ia dapat sejak lahir tersebut merupakan unsur dalam kepribadiannya.
Pengalaman adalah guru yang paling baik bagi kita. Begitu juga dengan pengalaman anak juga mempengaruhi cara berperilakunya. Di rumah anak akan mencontoh orang tua dan anggota keluarga yang lain. Sedangkan diluar rumah ia akan mencontoh perilaku yang baik dari temannya. Begitu penting peran pengalaman pribadi dalam membentuk kepribadian anak. Sehingga pembentukan perilaku sosial perlu ditanamkan sejak dini dalam jiwa anak.
b) Ilmu pengetahuan
Mencari dan memiliki pengetahuan merupakan kewajiban bagi orang yang beriman. Hal ini dikarenakan untuk mencapai pemenuhan dan perealisasian diri tidak lepas dari ilmu pengetahuan. Karena dengan ilmu pengetahuanlah kita dapat mencari kebenaran dalam hidup.
Ilmu pengetahuan merupakan faktor esensial dalam pendidikan. Keterlibatan ilmu pengetahuan manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan sosial sangat mempengaruhi kualitas moral dan budi pekertinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas manusia. Disisi lain bila tidak terkendali, nilai-nilai yang luhur tersebut dapat menimbulkan kerugian diri sendiri.
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang ada diluar manusia yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian dan keagamaan seseorang. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:a) Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang peranannya besar sekali terhadap perkembangan sosial pada awal perkembangan anak dan menjadi pedoman bagi perkembangan selanjutnya. Pada dasarnya peranan orang tua sangat dibutuhkan pada pembentukan jiwa dan moral anak, karena pendidikan anak dipengaruhi oleh sikap dan cara orang tua dalam membimbing dan mendidiknya sehingga berpengaruh dalam perilaku sosial mereka.
Hubungan timbal balik dalam pendidikan harus tercipta dalam keluarga, mengingat bahwa orang tua juga mempunyai peran yang tak kalah penting dalam menentukan keberhasilan anaknya dan menjadi suri tauladan yang baik bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus bersungguh-sungguh dalam mendidik anaknya. Selain pendidikan agama juga mendidik untuk bersosialisasi dan menanamkan nilai sosial yang akan berpengaruh pada perilaku sosial anak.
b) Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan kedua sebagai kelanjutan dari pendidikan keluarga. Sekolah bukanlah sekedar tempat menuangkan ilmu pengetahuan kedalam otak peserta didik (transfer of knowledge), tetapi sekolah juga harus mendidik dan membina kepribadian anak (transfer of value). Hurlock dalam bukunya Samsu Yusuf mengemukakan bahwa pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena sekolah adalah substitusi dari keluarga dan guru adalah substitusi dari orang tua.
Di lingkungan sekolah, guru sangat berperan penting dalam membimbing dan mempengaruhi peserta didiknya. Lingkungan sekolah mempunyai peranan yang sangat besar terhadap perilaku sosial peserta didiknya, dimana faktor ini dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap perilaku sosial peserta didiknya.
c) Lingkungan Masyarakat
Di dalam masyarakat, individu akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau dengan anggota masyarakat lainnya. Apabila temannya berperilaku baik, maka seorang anak akan berperilaku baik pula. Sebaliknya apabila seorang teman cenderung melanggar norma-norma, maka anak itu pun akan mengikutinya.
Lingkungan masyarakat juga tidak kalah penting dalam membentuk pribadi anak, hal ini dikarenakan dalam masyarakat berkembang berbagai organisasi sosial, kebudayaan, ekonomi, agama dan lain-lain. Perkembangan masyarakat itu juga mempengaruhi arah perkembangan hidup anak khususnya yang menyangkut sikap dan perilaku sosial.
Corak perilaku anak atau remaja merupakan cerminan dari perilaku lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, kualitas perkembangan perilaku dan kesadaran bersosialisasi anaksangat bergantung pada kualitas perilaku sosial warga masyarakatnya.
Perilaku sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dengan demikian ada baiknya jika kita lebih cermat dalam memilih lingkungan hidup. Orang tua, guru, maupun pemimpin masyarakat hendaknya juga cermat dalam menciptakan lingkungan sosial yang baik bagi perkembangan setiap individu.
d) Agama
Selain lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, pendidikan agama juga berperan penting dalam membina hubungan sosial peserta didik. Ibadah-ibadah dalam ajaran agama mendorong para peserta didik untuk melakukan kebaikan dan mencegah mereka melakukan perbuatan tercela.
Ibadah disyariatkan untuk mendidik jiwa dan membina semangat persamaan dan kebersamaan tanpa mengganggu orang lain. Sebagai contoh: sholat adalah ibadah individual yang paling nyata dan shodaqoh adalah bentuk ibadah kepada sesama manusia.
Sopan santun, menghormati guru dan perilaku sosial lainnya yang diperlihatkan oleh seorang anak juga disebabkan oleh penghayatan terhadap ajaran agama dan nilai-nilai keagamaan. Perilaku sosial ini kemudian diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik dengan keluarga, guru, teman-teman dan lingkungan sekitar.
c) Lingkungan Masyarakat
Di dalam masyarakat, individu akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau dengan anggota masyarakat lainnya. Apabila temannya berperilaku baik, maka seorang anak akan berperilaku baik pula. Sebaliknya apabila seorang teman cenderung melanggar norma-norma, maka anak itu pun akan mengikutinya.
Lingkungan masyarakat juga tidak kalah penting dalam membentuk pribadi anak, hal ini dikarenakan dalam masyarakat berkembang berbagai organisasi sosial, kebudayaan, ekonomi, agama dan lain-lain. Perkembangan masyarakat itu juga mempengaruhi arah perkembangan hidup anak khususnya yang menyangkut sikap dan perilaku sosial.
Corak perilaku anak atau remaja merupakan cerminan dari perilaku lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, kualitas perkembangan perilaku dan kesadaran bersosialisasi anaksangat bergantung pada kualitas perilaku sosial warga masyarakatnya.
Perilaku sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dengan demikian ada baiknya jika kita lebih cermat dalam memilih lingkungan hidup. Orang tua, guru, maupun pemimpin masyarakat hendaknya juga cermat dalam menciptakan lingkungan sosial yang baik bagi perkembangan setiap individu.
d) Agama
Selain lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, pendidikan agama juga berperan penting dalam membina hubungan sosial peserta didik. Ibadah-ibadah dalam ajaran agama mendorong para peserta didik untuk melakukan kebaikan dan mencegah mereka melakukan perbuatan tercela.
Ibadah disyariatkan untuk mendidik jiwa dan membina semangat persamaan dan kebersamaan tanpa mengganggu orang lain. Sebagai contoh: sholat adalah ibadah individual yang paling nyata dan shodaqoh adalah bentuk ibadah kepada sesama manusia.
Sopan santun, menghormati guru dan perilaku sosial lainnya yang diperlihatkan oleh seorang anak juga disebabkan oleh penghayatan terhadap ajaran agama dan nilai-nilai keagamaan. Perilaku sosial ini kemudian diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik dengan keluarga, guru, teman-teman dan lingkungan sekitar.
Sumber:
- Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).
- Geringan Depi, Psikologi sosial, (Bandung: Eresco.1998).
- Syamsu Yusuf L N., Psikologi perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja Rosdakarya , 2001).