Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Fungsi dan Peran Media Dalam Kegiatan Pembelajaran

Jejak Pendidikan- Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Levie dan Lentz sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad dalam buku “Media Pembelajaran”, mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu
  1. fungsi atensi,
  2. fungsi afektif,
  3. fungsi kogntif, dan
  4.  fungsi kompensatoris. Sedangkan menurut Kemp dan Dayton, mengatakan bahwa dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu
  • Memotivasi minat atau tindakan,
  • Menyajikan informasi, dan
  • Memberi instruksi.
Menurut Hamalik sebagaimana dikutip oleh Rusman dalam bukunya yang berjudul “Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru” fungsi media pembelajaran, yaitu:
  1. Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif,
  2. Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran,
  3. Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran,
  4. Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami materi yang disajikan oleh guru dalam kelas, dan
  5. Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mempertinggi mutu pendidikan.
Mengenai fungsi media itu sendiri pada mulanya kita hanya mengenal media sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yakni yang memberikan pengalaman visual pada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkret, mudah dipahami. Dewasa ini dengan perkembangan teknologi serta pengetahuan, maka media pengajar berfungsi sebagai berikut:
  1. membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru, 
  2. memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret),
  3. menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan),
  4. semua indera murid dapat diaktifkan,
  5. lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar, dan
  6. dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk:
  1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Misalkan guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video.
  2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film.
  3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Sebagai contoh, sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik terebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri dan lain sebagainya.

Judy Lever-Duffy dan Jean B. McDonald memaparkan bahwa:
When implementing technology in today’s school, one must consider how technologies are likely to change and emerge in the coming years,.... In many schools, students already have access to their school network and the internet from any location on the campus by using one of these wireless technologies.”

Ketika menerapkan teknologi di sekolah untuk hari ini, kita harus mempertimbangkan bagaimana teknologi cenderung berubah dan muncul di tahun-tahun mendatang,.... Di beberapa sekolahan, para siswa telah bersiap untuk mengakses jaringan sekolah mereka dan dari internet dari berbagai lokasi di kampus dengan menggunakan teknologi nirkabel.

Perkembangan media pembelajaran seiring dengan perkembangan teknologi masa kini, di berbagai belahan dunia baik di sekolah, kampus, tempat makan, atau sekedar tempat bersantai kini telah disediakan akses internet. Jaringan Wi-Fi sebutannya, banyak kalangan yang sudah mengenalnya dan hal itu sudah biasa di kalangan akademis khususnya.

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman seperti digambarkan di bawah ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.

Kerucut pengalaman memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa . Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan di bawah ini.
  1. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.
  2. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
  3. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
  4. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan, yakni siswa hanya melihat peragaan orang lain.
  5. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari.
  6. Pengalaman melalui pameran. Melalui pameran, siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat, atau benda-benda bersejarah dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya.
  7. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara.
  8. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
  9. Pengalaman melalui radio, tape recorder dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indra saja yaitu indra pendengaran atau indra penglihatan saja.
  10. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa.
  11. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan.
Memerhatikan kerangka pengetahuan ini, maka kedudukan komponen media pengajaran dalam sistem proses belajar mengajar mempunyai fungsi yang sangat penting. Sebab, tidak semua pengalaman belajar dapat diperoleh secara langsung. Dalam keadaan ini media dapat digunakan agar lebih memberikan pengetahuan yang kongkret dan tepat serta mudah dipahami.

Media pembelajaran erat kaitannya dengan pemberdayaan teknologi dalam pendidikan dan teknologi pendidikan. Dalam studi teknologi pendidikan, ada perbedaan gradual antara alat audiovisual (audiovisual aids) dan media audiovisual (audiovisual media), diantaranya:
  1. Audio-Visual Aids (AVA) adalah alat-alat yang menggunakan pengindraan penglihatan dan pendengaran. Suatu pelatihan yang menggunakan alat melalui kedua sensoris untuk menerima input dapat mencapai tingkat evektifitas yang tinggi. Alat-alat yang termasuk pada AVA meliputi: sound film, filmstrip, tape/slide, siaran televisi, dan rekaman video. Perkembangan terakhir ialah mulai dipergunakannya microprocessor dalam pembelajaran (multimedia) misalnya pembelajaran berbasis komputer (CAI), dan pelatihan berbasis komputer (CBT).
  2. Media audiovisual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan pendengaran yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada siswa.
Dengan demikian media pendidikan berfungsi ganda, yakni sebagai pembawa, penyalur pesan/informasi dan sebagai unsur penunjang proses pembelajaran Hingga saat ini masih ada anggapan bahwa untuk belajar, guru-lah yang mendatangi rumah atau kantor. Guru masuk ke ruangan menyajikan materi pembelajaran, membagi pengalaman atau menginformasikan sesuatu.

Anggapan ini tidak sepenuhnya benar karena belajar dapat dilakukan melalui berbagai cara; apakah itu melalui media audio visual, televisi, video cassette, video commpact disc (VOID), CDI (Commpact Disk Interactive), CAI (Computer-Assisted Instruction), dan IMI (Interactive Multimedia Instruction).

Atas dasar analisis sistem di atas, maka metode dan media merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Artinya, kedudukan kedalam komponen ini tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya, dengan kata lain baik metode maupun media pembelajaran bukanlah komponen yang berdiri sendiri yang terlepas dari komponen lainnya. Metode dan media pembelajaran memiliki kedudukan yang sama dengan komponen-komponen pembentuk sistem pembelajaran.26

Dengan memerhatikan keberagaman dan keunikan proses belajar, ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukkan hasil belajar siswa. Artinya siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan jika ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik atau tipe gaya belajarnya.

Sumber:
  1. Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005).
  2. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011).
  3. Judy Lever-Duffy & Jean B. McDonald, Teaching and Learning with Technology Fourth Edition, (Boston: Pearson, 2011).
  4. Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2012).