Advertisement
Jejak Pendidikan- Amin Syukur seorang guru besar UIN Walisongo Semarang. Beliau lahir di kampung Kalirejo, dukuh Gresik, tanggal 17 Juni tahun 1952. Lahir dari pasangan suami istri H. Abdus Syukur dan Hj. Umi Kulsum. Beliau dibesarkan dalam lingkungan Nahdatul Ulama (NU) yang ketat dalam urusan agama. Pada lingkungan keluarga tersebutlah yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan kepribadiannya.
Sekarang beliau bertempat tinggal di BPI Blok S Nomor 19 Ngaliyan Semarang. Sehari-harinya (sejak tahun 1980) beraktifitas sebagai tenaga pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang. Pria yang pernah menduduki jabatan Pembantu Rektor III ini, pada bulan Oktober 1996 kembali ke ”kandang” memangku jabatan sebagai Pgs. Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo tersebut.
Guru Besar yang dikukuhkan pada tanggal 18 Agustus 1996 ini, mempersunting seorang wanita yang berasal dari Kediri, Dra Fatimah Usman M.Si. dan sekarang telah dikaruniai 2 orang putri, Ratih Riski Nirawana dan Nugraini Itsnal Muna. 2 anak cukup, laki-laki perempuan sama saja, akunya.
Pendidikan formal yang pernah ditempuhnya adalah Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Ihyaul „Ulum di dukuh Gresik, sedang pendidikan SMP dan SMA ditempuh di Pondok Pesantren Darul „Ulum dan Sarjana Muda Fakultas Ushuluddin Universitas Darul „Ulum Jombang. Sedang Doktoralnya ditempuhnya di Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang, dan S2/S3 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Amin Syukur menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Undar dan UIN Walisongo pada Fakultas yang sama, aktif pula dalam organisasi kemasyarakatan, seperti MDI, MUI, ICMI Jawa Tengah, Penasehat Yayasan Pendidikan Nasima Semarang, Pembinaan Yayasan al-Muhsinun, Direktur Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf (LEMBKOTA) Semarang dan sebagainya.
Salah satu guru besar UIN Walisongo Semarang ini namanya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat umum, kota semarang khususnya. Karena beliau banyak mengisi majelis-majelis keislaman di masyarakat.
Sekarang beliau bertempat tinggal di BPI Blok S Nomor 19 Ngaliyan Semarang. Sehari-harinya (sejak tahun 1980) beraktifitas sebagai tenaga pengajar di Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang. Pria yang pernah menduduki jabatan Pembantu Rektor III ini, pada bulan Oktober 1996 kembali ke ”kandang” memangku jabatan sebagai Pgs. Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo tersebut.
Guru Besar yang dikukuhkan pada tanggal 18 Agustus 1996 ini, mempersunting seorang wanita yang berasal dari Kediri, Dra Fatimah Usman M.Si. dan sekarang telah dikaruniai 2 orang putri, Ratih Riski Nirawana dan Nugraini Itsnal Muna. 2 anak cukup, laki-laki perempuan sama saja, akunya.
Pendidikan formal yang pernah ditempuhnya adalah Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Ihyaul „Ulum di dukuh Gresik, sedang pendidikan SMP dan SMA ditempuh di Pondok Pesantren Darul „Ulum dan Sarjana Muda Fakultas Ushuluddin Universitas Darul „Ulum Jombang. Sedang Doktoralnya ditempuhnya di Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang, dan S2/S3 di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Amin Syukur menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Undar dan UIN Walisongo pada Fakultas yang sama, aktif pula dalam organisasi kemasyarakatan, seperti MDI, MUI, ICMI Jawa Tengah, Penasehat Yayasan Pendidikan Nasima Semarang, Pembinaan Yayasan al-Muhsinun, Direktur Lembaga Bimbingan dan Konsultasi Tasawuf (LEMBKOTA) Semarang dan sebagainya.
Salah satu guru besar UIN Walisongo Semarang ini namanya sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat umum, kota semarang khususnya. Karena beliau banyak mengisi majelis-majelis keislaman di masyarakat.
Amin Syukur mulai terjun di dunia pendidikan yakni pada tahun 1978. Yakni sebagai asisten dosen di Fakultas Ushuluddin. mengajar mata kuliah fikih, ilmu yang beliau gemari semasa menimba ilmu di pesantren. Jika dihitung, Amin Syukur sudah mengabdi dalam dunia pendidikan sebagai pengajar kurang lebih 38 tahun.
Disiplin ilmu Amin Syukur yaitu ilmu tasawuf, hal ini dibuktikan dengan beliau dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang tasawuf Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo semarang. Amin Syukur berpendapat bahwa antara akhlak dan tasawuf keduanya sulit untuk dibedakan. Karena menurut beliau akhlak sama dengan tasawuf yaitu budi pekerti yang luhur. Barang siapa yang berhati bersih bertambahlah akhlakul karimah. Atas dasar tersebutlah maka kami menganggap bahwa Amin Syukur merupakan sosok seorang tokoh yang kompeten sesuai dengan skripsi yang kami susun, yaitu tentang pendidikan akhlak.
Disiplin ilmu Amin Syukur yaitu ilmu tasawuf, hal ini dibuktikan dengan beliau dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang tasawuf Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo semarang. Amin Syukur berpendapat bahwa antara akhlak dan tasawuf keduanya sulit untuk dibedakan. Karena menurut beliau akhlak sama dengan tasawuf yaitu budi pekerti yang luhur. Barang siapa yang berhati bersih bertambahlah akhlakul karimah. Atas dasar tersebutlah maka kami menganggap bahwa Amin Syukur merupakan sosok seorang tokoh yang kompeten sesuai dengan skripsi yang kami susun, yaitu tentang pendidikan akhlak.
Sumber:
- Amin Syukur, Menggugat Tasawuf, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999).
- Amin Syukur, Zikir Menyembuhkan Kankerku, (Jakarta: Mizan Media Utama, 2007),
- Amin Syukur, Kuberserah: Kisah Nyata Survivor Kanker yang Divonis Memiliki Kesempatan Hidup Hanya Tiga Bulan, (Semarang: Noura Books, 2012),