Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” orang-orang Yahudi itu menjawab “Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?.” Mereka menjawab, “Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.” Lalu mereka mendatangi Nabi SAW. lalu berkata kepada beliau, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa menjadi emas untuk kami.” Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah (Q.S Ali Imran 190) ini.Setelah Tuhan menunjukkan orang-orang munafik dan Yahudi yang suka sekali dipuji dalam hal yang tidak pernah mereka kerjakan, dan diambil pula hal yang demikian jadi I‟tibar bagi umat Muhammad SAW. Pada penutupnya Allah memberi peringatan kepada manusia agar tidak terperdaya dengan tipuan dunia yang sementara.Sebagai seorang mukmin selain mengejar perkara dunia (kebendaan) hendaklah disediakan waktu untuk hidup kerohanian.
Kejadian yang terjadi di masa lampau sesuai dengan zamannya.Nabi Musa dengan mukjizat tongkatnya atas kehendak Allah mampu membelah lautan.Nabi Isa mampu menyembuhkan orang sakit kusta hingga menghidupkan orang yang sudah meninggal.Sekarang tiba masanya untuk berpikir melihat alam, supaya dapat melihat bahwa semuanya itu penuh dengan mukjizat Ilahi.
Ayat ini mengajak mereka agar memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya. Hal-hal yang menakjubkan di dalamnya, seperti bintang-bintang, bulan dan matahari serta peredarannya, laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, barang tambang dan sebagainya yang terdapat di alam semesta ini.
Sumber:
- M. Quraish Shihab, Al-Lubab: Makna, Tujuan dan Pelajaran Dari Surah-surah Al-Qur’an, (Tangerang: Lentera Hati, 2012).
- Al-Imam Ibn Kaṯīr, Tafsir Al-Qur’ān al-aẓīm, (Bairut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2006).
- Alaluddin as-Suyuthi, Asbabun Nuzul: Sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an, terj. Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, Tim Abdul Hayyie, (Jakarta: Gema Insani, 2008).