Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Akidah Akhlak

Jejak Pendidikan- Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak di capai, baik tujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumuan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Pendidikan Aqidah Akhlak merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita menjadi manusia yang mulia, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan adalah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi terlaksana tidaknya pendidikan aqidah akhlak di lembaga pendidikan jalur sekolah, sebagai berikut:

a. Faktor Pendidik

Guru adalah pribadi kunci dan figur sentral yang mengantarkan sukses tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan. Keberadaan guru tidak mungkin akan digantikan oleh bentuk apapun juga, termasuk bagaimanapun canggihnya elektronika informasi media pendidikan. Jika demikian persoalannya menjadi guru atau pendidik bukanlah hal yang gampang. Ia harus memiliki kualifikasi profesional yang mantap. Dan hal ini biasanya hanya dimiliki bagi mereka yang memang berlatar belakang pendidikan relevan dengan ilmu pendidikan, atau minimalnya memiliki pengetahuan mendidik yang didapat dari berbagai kajian.

Faktor pembelajaran sangat dipengaruhi oleh metode guru penggunaan metode merupakan salah satu faktor penentu tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. Demikian juga dengan mata pelajaran aqidah akhlak, penggunaan metode yang tepat oleh guru agama Islam sangat menentukan tingkat keberhasilan pendidikan aqidah akhlak itu sendiri. Maka dari itu metode mendidik ini harus mengacu kepada metode mengajar di kelas dan metode mendidik secara kemanusiaan dalam konteks pembinaan akhlaqul karimah. Satu hal paling relevan dan menjamin dipergunakan dalam kegiatan ini adalah metode variatif, artinya penggunaan metode dalam kaitannya dengan situasi, berarti bisa banyak metode yang diterapkan dalam satu kondisi. Khusus bagi pelayanan akhlak metode yang paling utama tentu metode pembiasaan, suri tauladan, nasehat dan lain sebagainya.

Faktor yang mempengaruhi metode croosword puzzle khususnya dalam materi asmaul husna di dukung dengan kemudahan bagi para siswa untuk mengingat dan memahami, hal ini disebabkan metode ini member penjelasan tentang sebuah materi dan ketika seorang guru member penjelasan atau lawan kata dari nama asmaul husna, maka akan merespon siswa untuk member jawaban dan tanggapan sehingga dapat membuat suasana siswa aktif dan memudahkan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan.

b. Faktor Siswa

Dalam pendidikan memang keberadaan siswa tidak bisa diabaikan. Keberadaan siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan pendidikan itu sendiri, terutama ketika semua siswa menyadari bahwa mereka akan dibawa dalam tujuan pendidikan yang maksimal. Memahami konsepsi inilah siswa tentu saja harus aktif dan mengaktifkan diri dalam berbagai aktivitas pendidikan ataupun pembelajaran.

Dalam materi Asmaul Husna, perlu dibangkitkan faktor-faktor kemauan siswa, hal ini agar siswa mampu dan mudah untuk memahami materi, Karen ada faktor dari dalam diri siswa berupa tingkat keseriusan dan ingin belajar materi dengan penuh rasa kesadaran, dan ada juga karena kesukaan terhadap materi asmaul husna yang dipengaruhi oleh diputarnya lagu-lagu asmaul husna atau indahnya arti bacaan yang baik itu diketahui melalui teman atau media yang mempengaruhi siswa dari luar.

Ada 2 faktor yang menentukan keberhasilan siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal, berikut penjelasannya:

1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor-faktor yang datangnya dari dalam diri anak baik keturunan, bakat, pembawaan, sangat mempengaruhi dan merubah perilaku anak. Dan jika orang tua mempunyai sifat-sifat baik fisik ataupun mental psikologis, sedikit banyak akan terwariskan kepada anak.

Hal ini mengakibatkan kemudahan dan akan sangat cepat bagi anak didik dalam menyerap ilmu baru, apalagi ketika siswa belajar dengan menggunakan metode crossword puzlle. Karena metode ini mampu membangkitkan minat belajar siswa, semua siswa akan berperan aktif dan ikut serta berfikir ketika seorang guru memberi soal tes sehingga semua siswa akan turut serta melibatkan diri dalam menyelesaikan tugas yang diteriman dari guru mereka.

Menariknya metode crossword puzlle sangat tepat untuk materi asmaul husna karena metode ini berbentuk permainan, yang mengakibatkan dan meningkatkan semangatnya seluruh siswa karena metode ini bersifat permainan. Siswa akan sangat tertarik ketika materi pelajaran disuguhkan. karena terdapat unsur permainan yang menyenangkan yang sangat berbeda dengan metode lain. Sehingga menghasilkan kuat ingatan siswa. Selain siswa yang kuat ingatan maka metode ini sangatlah tepat, dan siswa yg ingatan lemah maka akan termotivasi dengan ajakan siswa dalam kelompok meraka sasinh-masing.

2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri anak seperti faktor lingkungan (orang tua/keluarga, sekolah, masyarakat dan teman-teman bermain) yang juga akan mempengaruhi kepribadian dan perilaku anak.

Jika demikian, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar menentukan tingkat keberhasilan sebuah pembelajaran. Demikian juga pada bidang studi pendidikan aqidah akhlak. Keberadaan siswa dengan tingkat keaktifan yang bervariasi akan menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Jika kebetulan tingkat keaktifan siswa berada di bawah standar/rendah, maka berpeluang untuk sulitnya memproses pengajaran, sekaligus bakal mengantarkan kepada kegagalan, sebaliknya jika keaktifan siswa berjalan dengan baik maka peluang untuk mencapai keberhasilan pendidikan aqidah akhlak itu terbuka lebar. Dengan demikian berarti keberadaan siswa dengan berbagai kondisinya (termasuk keaktifannya) sangat menentukan keberhasilan pendidikan aqidah akhlak yang diajarkan tersebut.

Ketika siswa mengetahui metode crossword puzlle adalah bahagian dari metode yang proses pembelajarannya seperti teka-teki silang. Membuat siswa menjadi lebih aktif, hal ini dikarenakan metode ini mengarah pada permainan.

c. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan perpaduan budaya yang cukup menentukan langkah aktivitas seseorang. Seseorang bisa berjalan sesuai dengan programnya kadang karena lingkungnnya yang mendukung. Namun tidak jarang, seseorang terpaksa menghadapi kendala bahkan tidak jarang harus gagal, hanya karena berbenturan dengan lingkungan. Sekali lagi lingkungan merupakan salah satu penentu mampu tidaknya seseorang beradaptasi dengan apapun juga. Dalam kaitan ini, ternyata dalam dunia pendidikan pun keberadaan lingkungan cukup memberikan peran ganda.

Ketika lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya memberikan warna positif terhadap sebuah lembaga pendidikan, dalam arti memberikan respon positif maka tidak jarang lembaga menjadi statis dan kurang mampu mengembangkan berbagai aktivitas kependidikan, bahwa cenderung berjalan apa adanya.

Jika demikian persoalannya, pembelajaran aqidah akhlak pun keberhasilan dan ketidakberhasilan pelaksanaannya banyak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jika keberadaan lingkungan sekitar mampu mencerminkan aktivitas positif bagi proses pembelajaran aqidah akhlak, maka dia mampu memberikan kontribusi yang baik bagi pelaksanaan pendidikan itu, sebaliknya jika kondisi lingkungan terbukti tidak relevan dengan proses pembelajaran aqidah akhlak jelas akan mempengaruhi kekurang maksimalan proses pendidikan aqidah akhlak itu sendiri. Itulah beberapa faktor-faktor yang cukup mempengaruhi bagaimana pembelajaran aqidah akhlak itu dilaksanakan, sekaligus memberikan kontribusi bagi keberhasilan dan ketidakberhasilannya, dalam arti keberadaan faktor dimaksud akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dan ketidak berhasilan pelaksanaan pendidikan aqidah akhlak di lembaga pendidikan.

Bila kita lihat maka lingkungan sekitar sangat mendukung, hal ini dikarenakan dengan mudah kita dapat menemukan nama-nama asmaul husna yang tertata rapi di tulis di pinggir-pinggir jalan, sehingga siswa ketika menuju ke tempat sekolah setiap hari melihat nama asmaul husna yang ada dijalan-jalan, yang mengakibatkan mudahnya siswa untuk mengingat sebab mereka bisa langsung membaca dan mengingatnya.

Sumber:
  1. Tim Dosen PAI, Bunga Rampai Penelitian dalam Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Budi Utama: 2016).
  2. Zulkifli L, Psikologi perkembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).