Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Pengertian Kognitif

Jejak Pendidikan- Pada rentang usia 3-6 tahun, anak mulai memasuki masa pra-sekolah yang merupakan masa kesiapan untuk memasuki pendidikan formal yang sebenarnya di sekolah dasar. Pada rentang usia tersebut, anak berada pada masa keemasan yang merupakan masa dimana anak sangat peka terhadap stimulus yang diberikan dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran pada anak diterapkan melalui pemberian stimulus yang dimulai dari lingkungan terdekat anak yakni lingkungan keluarga. Pembelajaran yang dilakukan hendaknya bertujuan untuk menanamkan konsep-konsep dasar melalui pengalaman yang nyata sehingga pembelajaran lebih bermakna. Dengan begitu, dibutuhkan pengoptimalan pada diri anak berdasarkan 6 aspek perkembangan yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni. Menurut Susanto (2011 : 47)

Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.

Pembelajaran kognitif yang diterapkan pada anak harus diajarkan melalui bahasa sehari-hari dengan contoh yang ada pada kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dimaksudkan agar anak dapat memahami konsep-konsep menjadi sesuatu yang konkret dan nyata. Anak pun harus diberi pemahaman melalui peragaan langsung yang dikemas melalui bermain agar pembelajaran lebih bermakna.Sedangkan menurut Williams dalam Susanto (2011 : 56).

Kognitif adalah bagaimana cara individu bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu didalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Gambaran yang diberikan Williams tentang ciri-ciri perilaku kognitif adalah :
  1. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.
  2. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda.
  3. Berpikir orisinal, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain.
  4. Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memerinci detail-detail, dan memperluas suatu gagasan.


Anak yang proses berpikirnya berkembang dengan cepat dan baik sejalan dengan kehidupannya yang akan berkembang dengan baik dan optimal pula. Proses berpikir anak dapat dilihat dari bagaimana cara mereka dalam bertindak, mengatasi suatu situasi dalam memecahkan masalah, serta bagaimana sikap anak dalam mengambil keputusan. Kemudian menurut Sary (2015 : 68)

Kognitif berkaitan dengan memori dan intelegensi yang akan mengalami kemerosotan dengan terus bertambahnya usia. Bahkan kesimpulan usia terkait dengan penurunan proses kognitif ini tercermin dalam masyarakat ilmiah. Akan tetapi berdasarkan sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya kemerosotan proses kognitif dengan penurunan kemampuan fisik sebenarnya hanya salah satu stereotip budaya yang meresap dalam diri manusia.

Kognitif akan berkembang lebih optimal dalam kehidupan seseorang sejalan dengan tumbuh kembangnya. Dalam segala aktivitasnya, seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan optimal juga. Bukan berarti semakin dengan bertambahnya usia seseorang, maka semakin menurun pula perkembangan kognitifnya. Semakin bertambahnya usia seseorang, maka akan berkembang pula kognitifnya jika terus tetap belajar, menggali potensi yang ada dalam dirinya, serta mencari pengetahuan-pengetahuan baru.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir yang melibatkan kemampuan anak untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Tidak hanya itu, cara anak dalam bertingkah laku serta bertindak didalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya dapat membuat anak menjadi lebih dewasa dalam berpikir dan memutuskan sesuatu. Kognitif yang seseorang miliki akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu apabila terus diberi stimulasi atau rangsangan serta kemauan yang tertanam dalam diri untuk terus belajar, menggali potensi yang ada dalam dirinya, serta mencari pengetahuan-pengetahuan baru.