Advertisement
Jejak Pendidikan- Guna mendukung dan memperkuat efektivitas pembacaan dan pemahaman
terhadap posisi guru sebagai teladan (role model), peneliti menggunakan
Teori Belajar Observasional Albert Bandura. Bandura menunjukkan bahwa
kebanyakan perilaku manusia adalah hasil belajar dari model melalui pengamatan
(observasi), imitasi, dan modeling. Dalam konteks penelitian ini, peserta didik
mengamati dan meniru perilaku guru
sebagai model atau teladan khususnya dalam proses pembelajaran. Teori ini
memberikan gambaran secara prosedural tentang tahap-tahap yang harus dilalui
oleh peserta didik dalam meneladani sosok guru sehingga proses peneladanan
dapat diterapkan dengan jelas dan berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Adapun manfaat bagi guru adalah dalam rangka untuk menyesuaikan sikap
agar perilaku guru efektif sebagai teladan sehingga mendukung proses
pembentukan kepribadian peserta didik.
Adapun proses belajar melalui pengamatan diatur oleh empat proses
yang saling terkait yaitu proses pemerhatian, proses retensi, proses reproduksi
motorik, dan proses motivasional.
- proses pemerhatian berkaitan dengan karakteristik guru sebagai model yang memengaruhi proses belajar peserta didik. Guru yang memiliki daya tarik interpersonal tinggi lebih mudah ditiru daripada yang tidak.
- proses retensi digambarkan ketika peserta didik mengamati perilaku seorang guru dan segera menirunya lalu di lain kesempatan menggunakannya sebagai panduan untuk bertindak.
- proses reproduksi motorik. Dalam rangka meniru model, peserta didik harus mengubah representasi simbolis dari pengamatan ke bentuk tindakan.
- proses motivasi. Seorang individu ataupun peserta didik cenderung melakukan sebuah perilaku seperti yang dilakukan model, apabila perilaku tersebut dinilai oleh peserta didik memiliki konsekuensi yang baik.
Sebagai tindakan afirmasi, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh guru guna menguatkan proses pembentukan
kepribadian peserta didik di antaranya adalah pemberian penguatan pada
tindakan-tindakan peserta didik yang tepat dan benar. Karena berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Albert Bandura dan Frederick dikatakan bahwa
penguatan yang berasal dari model secara signifikan mendukung pembentukan
kepribadian peserta didik khususnya penguatan terhadap kesesuaian tindakan
peserta didik dalam mengamati dan meniru model (guru). Selain itu, guru juga
harus membangun kepercayaan akan dirinya pada peserta didik. Karena peserta
didik lebih mudah meniru orang yang dipercayainya daripada yang tidak. Adapun
dari pihak peserta didik dipahami bahwa peserta didik yang bermotivasi tinggi
akan mudah meniru model untuk menguasai perilaku yang diinginkan.
Dalam konteks pendidikan, peserta didik yang menjadikan guru
sebagai suri teladan akan membentuk kepribadiannya menjadi atau minimal
mendekati sang guru. Hasil pengamatan peserta didik akan ragam sikap guru dalam
menghadapi masalah selama proses pembelajaran akan diimitasi oleh peserta didik
dalam menghadapi masalah yang sama. Satu peningkatan yang lebih signifikan dan
konstruktif adalah ketika kepribadian peserta didik dapat menjadi sepenuhnya
melebihi model (guru). Dalam konteks yang terakhir ini, kemungkinan sikap guru
berfungsi sebagai rambu-rambu bagi peserta didik yang dapat dikembangkan kapan
dan di mana pun ketika dibutuhkan.
Bujang Rahman berpendapat bahwa guru
profesional dan berkarakter harus dibangun dari sejumlah kompetensi yang saling
terkait satu sama lainnya. Kompetensi kepribadian dijadikan fondasi bagi
kompetensi lainnya. Sedangkan kompetensi paedagogik dan profesional yang
berpijak pada kompetensi kepribadian harus berfungsi untuk menopang kompetensi
sosial sebagai manifestasi publik terhadap kualitas profesionalisme guru.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi yang berkontribusi secara signifikan dan berkaitan langsung dengan pembentukan kepribadian peserta didik adalah kompetensi kepribadian diikuti kompetensi pedagogik relevansinya dengan penerapan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan teori pembelajaran dalam proses pembelajaran. Sementara kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru secara umum dalam berinteraksi dengan orang lain terutama dengan peserta didik. Adapun kompetensi profesional dalam arti sempit lebih kepada sejauh mana kemampuan guru dalam menguasai mata pelajaran tertentu.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi yang berkontribusi secara signifikan dan berkaitan langsung dengan pembentukan kepribadian peserta didik adalah kompetensi kepribadian diikuti kompetensi pedagogik relevansinya dengan penerapan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan teori pembelajaran dalam proses pembelajaran. Sementara kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru secara umum dalam berinteraksi dengan orang lain terutama dengan peserta didik. Adapun kompetensi profesional dalam arti sempit lebih kepada sejauh mana kemampuan guru dalam menguasai mata pelajaran tertentu.
Rujukan:
Dede Rahmat Hidayat, Psikologi
Kepribadian dalam Konseling, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011)