Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament

Jejak Pendidikan-  Berikut penjelasan Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament

Ada banyak pendapat dari para ahli mengenai pengertian atau depinisi dari model pembelajaran. Menurut Kurniawan (2007:42), Model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan Winataputra (2005:78), mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa.

TeamsGames-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David Devries dan Keith Edwards. TGT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang melibatkan kelompok, di dalamnya terdapat diskusi kelompok, game dan diakhiri suatu tournament. Dalam TGT setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Menurut Saco (2006:62), TGT adalah pembelajaran dimana siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Sedangkan menurut Kurniasari (2006:42), model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran kooperatif dengan membentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri atas 4-6 siswa yang heterogen, baik dalam hal akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Lebih lanjut Saptono (2009:28) menyatakan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa yang memiliki kemampuan, melibatkan siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang di dalamnya terdapat diskusi kelompok, game dan diakhiri suatu tournament.

Kelebihan dan Kelemahan Teams Games Tournament :
Kelebihan Model Pembelajaran TGT Menurut Slavin dalam Mahmuddin (2008), melaporkan beberapa laporan hasil riset tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa yang secara inplisit mengemukakan:

Keunggulan dari pembelajaran TGT, sebagai berikut :
  1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
  2. Dengan model pembelajaran ini,akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
  3. Dalam model pembelajaran ini, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
  4. Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa tournamen.


Kelemahan Model Pembelajaran TGT:
  1. Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang relative lama.
  2. Guru yang menggunakan model pembelajaran ini, guru harus pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.
  3. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.


Misalnya membuat soal untuk setiap meja tournamen, dan guru harus tau urutan akademis siswa dari yang tertinggi hingga terendah. Sedangkan menurut Suarjana (2000:10) Kelebihan dari model pembelajaran TGT adalah :
  1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
  2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
  3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
  4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
  5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
  6. Motivasi belajar lebih tinggi
  7. Hasil belajar lebih baik
  8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.


Kelemahan dari model pembelajaran TGT adalah :
  1. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
  2. Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.


Lebih lanjut Sudibyo (2002:54), berpendapat Kelebihan dari model pembelajaran TGT adalah:

Kelebihan model pembelajaran tipe TGT :
  1. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
  2. TGT meningkatkan rasa percaya diri siswa.
  3. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain.
  4. Tingkat keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran tinggi.
  5. Dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, sportifitas, dan tanggung jawab.
  6. Siswa tidak merasa bosan karena dapat belajar sekaligus bermain.
  7. Meningkatkan pamahaman dan keterampilan siswa dalam mengaplikasikan rumus yang tepat untuk permasalahan tertentu.


Kekurangan model pembelajaran tipe TGT :
  1. Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan model pembelajaran TGT.
  2. Suasana kelas akan cenderung gaduh dan tidak terkendali.


Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT menurut penulis, di antaranya:
  1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran,tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompokanya.
  2. Dengan model pembelajaran ini membuat rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
  3. Dalam model pembelajaran ini membuat siswa kebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran,karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.
  4. Dalam pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan turnamen dalam model ini.


Konsep Pembelajaran dengan penerapan model Teams Games Tournament.
Model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai langkah-langkah penerapan model TGT.

Menurut Ilham (2009:30), langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT:
  1. Tahap model pembelajaran TGT meliputi Penyajian kelas yang dilakukan oleh guru dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah. Pada saat penyajian kelas, peserta didik terbentuk dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 orang, diperoleh dari anggota heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.
  2. Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, guru mengadakan game (permainan) dengan sistem turnament. Game yang disajikan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Sesuai dengan sistem Turnament yaitu sebuah struktur di mana gamem berlangsung.
  3. Bagi tim yang telah menyelesaikan soal-soal game terlebih dahulu, mempresentasikan hasil penyelesaian soal-soal game dengan diwakili oleh ketua kelompok.
  4. Tahap akhir pembelajaran dengan TGT tim yang memperoleh nilai rata-rata terbaik dan memenuhi kriteria yang ditentukan akan memperoleh hadiah yang sudah dipersiapkan.


Sedangkan Sudibyo (2002:65) berpendapat langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT:
1. Penyajian kelas
Pada tahap ini, guru menyajikan garis besar materi dengan model ceramah maupun diskusi di depan kelas sebelum kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok.

2. Kelompok
Setelah guru menyampaikan garis besar materi di depan kelas, kemudian siswa dikelompokkan menjadi beberapa yang beranggotakan 4–6 orang dengan kemampuan masing-masing anggotanya yang beragam.

3. Game
Setelah kelompok terbentuk, siswa diberikan beberapa soal untuk dikerjakan dan didiskusikan dalam kelompoknya. Di sini, siswa yang telah memahami materi harus memberikan penjelasan kepada teman mereka yang sekiranya masih belum paham sebelum mereka bertanya kepada guru. Kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

4. Turnamen
Setelah tahap game selesai, masing-masing kelompok menyiapkan anggotanya untuk bertanding dalam satu turnamen dengan anggota dari kelompok lainnya yang kemampuannya setara. Satu kelompok hanya mengirimkan satu anggota untuk bertanding dalam turnamen tersebut. Dalam turnamen, setiap siswa berkompetisi dengan siswa lainnya untuk mendapatkan skor sebanyak mungkin. Di sini, mereka akan dihadapkan dengan beberapa soal yang harus dikerjakan secara individu sesuai dengan waktu dan peraturan yang sudah dientukan sebelumnya.

5. Pemberian skor
Setelah semua anggota berkompetisi dalam turnamen dan mendapatkan skor, guru mengakumulasikan skor tersebut sesuai dengan kelompok mereka masing-masing.

6. Pemberian penghargaan
Setelah skor diakumulasikan, guru kemudian memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan skor yang mereka peroleh. Menurut Peneliti langkah-langkah penggunaan model kooperatif tipe TGT adalah: Membentuk Tim/kelompok, Melaksanakan Game (permainan), Melaksanakan Tournament dan Rekognisi tim (penghargaan tim). Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rerata skor kelompok.

Penghargaan kelompok diberikan sesuai kriteria berikut.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-langkah model pembelajaran TGT menurut ahli Sudibyo untuk proses pembelajaran IPA pada KD mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya grafitasi, gaya gesek, gaya magnet) berdasarkan ruang lingkup materi pokok gaya. Peneliti menggunakan langkah-langkah menurut ahli Sudibyo karena

mudah untuk diterapkan dan dipahami oleh siswa.