Advertisement
a. Pengertian
Kedisiplinan
Jejak Pendidikan- Seperti telah
kita ketahui, siswa adalah generasi penerus bangsa, dan karakter siswa sangat
ditentukan untuk menentukan karakter bangsa. Peran guru bimbingan dan konseling
sangat penting dalam membentuk karakter siswa karena itu merupakan tanggung jawab
setiap pendidik. Salah satu dalam membentuk karakter siswa adalah dengan
membiasakan disiplin. Karena sikap disiplin dapat mngantarkan seorang individu
meraih tujuan hidupnya secara jelas dan terarah. Oleh karena itu disiplin
sangat penting dalam membentuk karakter siswa agar bangsa ini memiliki karakter
yang baik.
Disiplin
merupakan istilah yang sudah memasyarakat di berbagai instansi pemerintah
maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu lintas,
disiplin belajar, disiplin keluarga dan macam istilah disiplin yang lain.
Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini hanya difokuskan mengenai
kedisiplinan belajar dalam lingkungan sekolah atau madrasah. Disiplin yang
dimaksud dalam hal ini adalah disiplin yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
belajar mengajar di dalam kelas serta aturan-aturan sekolah yang harus dipatuhi
oleh siswa.
Setiap siswa perlu
memiliki sikap disiplin dalam mentaati seluruh tata tertib dan aturan sekolah
dengan melakukan latihan dan pembiasaan yang memperkuat dirinya sendiri untuk
selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin pada
siswa yang timbul dari kesadarannya sendiri akan lebih memacu dirinya dan
bersifat tahan lama, dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena
adanya paksaan dari orang lain. Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana
pengertian disiplin secara rinci maka akan dikemukakan oleh beberapa ahli
mengenai arti kedisiplinan. “Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin “Disciplina”
yang menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat
dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Disciple” yang berarti mengikuti
orang untuk belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin.”
Menurut E.
Mulyasa, disiplin adalah suatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat
terhadap kewenangan, menanamkan kerja sama dan untuk menanamkan rasa hormat
terhadap orang lain. Sehingga dengan sikap disiplin ini akan dapat mengantarkan
setiap siswa kepada hal-hal yang positif yaitu bersikap lebih sopan santun dan
menghargai manusia lain. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, pengertian
disiplin adalah kepatuhan dan ketaatan dalam mengikuti aturan-aturan tata tertib
yang berlaku dan didorong oleh kesadaran yang ada dalam kata hati.
Dalam kegiatan
belajar, siswa dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan, yang
dibuat oleh pemimpin. Istilah bahasa Inggris lainnya, yakni discipline,
berarti: tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri,
kendali diri; latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu,
sebagai kemampuan mental atau karakter moral; hukuman yang diberikan untuk
melatih atau memperbaiki; kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah
laku.
Dari pendapat
kedua tokoh tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa disiplin adalah proses mengarahkan
anak terhadap kehendakkehendak, kemauan-kemauan pada suatu tujuan ataupun
cita-cita tertentu, yaitu dalam hal ini pematuhan peraturan, nilai-nilai, norma-norma,
tata tertib, hukuman, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah
disetujui bersama. Disiplin merupakan pelengkap dari unsur pokok yaitu
kesabaran dan kesadaran manusia, oleh karena itu untuk menegakkan disiplin
tidak akan dapat tercapai jika manusia tidak dapat mengontrol emosional dan
kesadaran rohaninya.
Dalam hal ini
guru bimbingan konseling sebagai pendidik yang memiliki tanggung jawab dalam
mencegah, dan mengatasi permasalahan siswa sangat berperan dalam membiasakan
disiplin. Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu
dengan istilah tata tertib dan ketertiban, seperti keterangan di bawah ini yang
mengatakan bahwa:
“Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang teratur dan tertib.”
Disiplin
diartikan sebagai sikap dan perilaku yang memenuhi unsur ketaatan dan
kepatuhan. Sebaliknya, apabila kedua unsur tadi diabaikan atau dilanggar, maka
yang melanggar tersebut bisa dikategorikan bersikap dan berperilaku yang tidak
disiplin, perilaku yang demikian mengundang munculnya sanksi atau hukuman.
Soegeng
Prijodarminto, S.H, dalam buku Disiplin, Kiat Menuju Sukses, memberi
arti atau pengenalan dari keteladanan lingkungannya:
Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman. (Soegeng P 1994:23).”
Disiplin juga
diartikan suatu rasa cinta dan kasih saying terhadap segala peraturan dan norma
yang berlaku. Jika ia tidak menjalankan peraturan dan norma yang berlaku, ia
akan merasa cintanya tak sepenuhnya diberikan. Disiplin juga mencerminkan sikap
malu untuk berbuat menyimpang. Orang yang memiliki rasa malu, ia akan merasa
setiap perbuatan menyimpang yang dilakukannya akan membuat ia merasa bersalah,
gelisah, bahkan akan memunculkan emosi yang tidak terkontrol, Seperti saat
seorang siswa yang tidak membuat tugas atau pekerjaan rumah, siswa tersebut
akan gelisah jika dimarahi oleh guru, ia akan merasa bersalah bahkan muncul
suatu luapan emosi negative dengan marahmarah kepada teman sebayanya. Dengan
adanya sikap disiplin maka akan mudah dalam pencapaian tujuan.
Berdasarkan
pengertian diatas, kita memahami bahwa disiplin merupakan sesuatu yang menyatu
dalam diri seorang individu. Bahkan disiplin itu menjadi bagian dalam diri
seseorang tersebut yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari. Disiplin
terjadi karena adanya proses pembinaan yang cukup panjang yang dilakukan sejak
dini oleh keluarga maupun lingkungan belajarnya. Disiplin tumbuh dengan
kebiasaan dan latihan oleh setiap siswa. Kebiasaan tersebut akan membuat
semuanya terasa lebih mudah dan tidak akan merasa tersiksa saat mengerjakannya.
Seperti kebiasaan siswa yang bangun pagi, siswa yang tidak terbiasa bangun pagi,
ia akan merasa tersiksa saat dibangunkan pagi oleh orang tuanya. Dalam bukunya,
Tulus Tu’u juga memberikan penjelasan bahwa disiplin adalah:
- Mengikuti dan menaati peraturan, nilai, dan hukum yang berlaku,
- Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, dan dorongan dari luar dirinya,
- Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan,
- Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku,
- Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuraan perilaku.”
Dari uraian
diatas, upaya guru bimbingan dan konseling membiasakan siswa disiplin dalam
beraktivitas dimulai dengan memberikan keteladanan, dan membangun kesepakatan
nilai keunggulan untuk membentuk karakter siswa tersebut. Selanjutnya menggunakan
strategi pengelolaan diri, dan jenis layanan konseling serta kegiatan
pendukung. Selain itu sanksi berjenjang juga perlu diterapkan untuk membiasakan
disiplin siswa dalam beraktivitas.
b. Fungsi
Disiplin
Disiplin sangat
penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi
pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar
seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Sehingga ia
diharapkan mampu menjadi insan kamil atau manusia yang sempurna di dalam
hidupnya. Selain itu, disiplin juga memiliki beberapa fungsi, diantara fungsi-fungsi
tersebut adalah:
- menata kehidupan bersama,
- membangun kepribadian,
- melatih kepribadian,
- pemaksaan,
- hukuman,dan
- menciptakan lingkungan yang kondusif.
Lebih rincinya maka peneliti dapat
uraikan sebagai berikut, diantaranya.
1) Menata
Kehidupan Bersama
Kita tahu bahwa
sebagai satu individu, manusia juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan
tersebut, diperlukan norma, nilai, peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan
kegiatannya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Disiplin berguna untuk
menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara
menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi
dirinya merugikan pihak lain. Jadi, fungsi disiplin adalah mengatur tatanan
kehidupan manusia dalam masyarakat. Dengan begitu, hubungan antara indiviu yang
satu dengan yang lainnya menjadi baik dan lancar.
2) Membangun
Kepribadian
Pertumbuhan
kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga,
lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Disiplin yang
diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan
kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin, seseorang dibiasakan mengikuti,
mematuhi, menaati aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Kebiasaan itu,
lama-kelamaan masuk ke dalam kesadaran dirinya sehingga akhirnya menjadi milik kepribadiannya.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin telah menjadi bagian
dalam kehidupannya sehari-hari. Jadi, lingkungan yang berdisiplin baik, akan berpengaruh
baik pula terhadap kepribadian seseorang.
3) Melatih
Kepribadian
Salah satu
proses untuk membentuk kepribadian tersebut adalah dilakukan melalui latihan.
Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur, taat, patuh, perlu dibiasakan
dan dilatih sejak dini. Pola hidup seperti itu mustahil dapat terbentuk begitu
saja. Hal itu memerlukan waktu dan proses yang memakan waktu. Perlu adanya
latihan, pembiasaan diri, mencoba, berusaha dengan gigih, bahkan dengan
gemblengan dan tempaan keras adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
melatih kepribadian yang baik.
4) Pemaksaan
Disiplin dapat
berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Karena mungkin para
individu yang berada dalam sebuah lingkungan yang memiliki norma tertentu tidak
mau mengikuti norma tersebut, sehingga diperlukan sebuah pemaksaan. Dan tidak jarang
pemaksaan dilakukan dengan cara memberi hukuman atau sanksi yang dapat membuat seseorang
merasa jera.
5) Hukuman
Dalam rangka
membentuk sikap disiplin pada diri individu, hukuman atau sanksi juga
diuperlukan. Sanksi itu tidak hanya untuk memberikan rasa jera akan tetapi juga
diharapkan mempunyai nilai pendidikan. Artinya, siswa menyadari bahwa perbuatan
yang salah akan membawa akibat yang tidak menyenangkan dan harus ditanggung
olehnya.
6) Mencipta
Lingkungan Kondusif
Saat ini kita
sering menjumpai siswa yang selalu terlambat datang kesekolah, siswa yang malas
dalam membuat tugas dan PRnya, siswa yang selalu menyontek tugas temannya,
siswa yang membuang-buang waktu dengan game dan internetan, siswa yang
berpakaian tidak sesuai aturan, siswa yang selalu menunda-nunda waktu
ibadahnya, siswa yang bertawuran antar sekolah. Permasalahan-permasalahan tersebut
tidak hanya sering dijumpai tetapi seperti sudah mendarah daging pada setiap
individu. Kebiasaan-kebiasaan tersebut juga merambah kepada karakter siswa yang
buruk. Karakter siswa yang buruk tersebut dapat memperlihatkan betapa buruknya
suatu masyarakat.
Karakter
memberikan gambaran tentang suatu bangsa, sebagai penanda, penciri sekaligus
pembeda suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Kurangnya kebiasaan disiplin pada
siswa tentunya akan berdampak pada masa depannya nanti. Peraturan sekolah yang
dirancang dan diimplementasikan dengan baik, memberi pengaruh baik juga bagi
terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.
Tanpa ketertiban, suasana kondusif bagi pembelajaran akan terganggu, prestasi
belajarpun ikut terganggu.
c. Teknik-Teknik
Disiplin
Teknik disiplin
dapat dibagi menjadi tiga yaitu disiplin otoritarian, disiplin permisif,
disiplin demokratis. Ketiga hal tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Disiplin
Otoritarian
Dalam disiplin
otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci.38 Orang yang
berada dalam sebuah lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati
peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat itu. Apabila gagal menaati
dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi dan hukuman berat.
Sebaliknya, bila berhasil memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau
hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat
penghargaan lagi.
Disiplin
otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan,
dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman kerapkali
dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang mematuhi dan menaati
peraturan. Disini, tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa disiplin itu
harus dilakukan dan apa tujuan disiplin itu. Orang hanya akan berfikir untuk
mematuhi dan menaati peraturan tersebut tanpa mengetahui tujuannya.
2) Disiplin
Permisif
Dalam disiplin
ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian
dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan
yang diambilnya itu.seseorang yang berbuat sesuatu dan telah melanggar sebuah
peraturan yang berlaku dia tidak akan mendapat sanksi atau hukuman.
3) Disiplin
Demokratis
Pendekatan
disiplin demokratis ini dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan
penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan
yang ada.
Teknik
ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman
diberikan kepada yang melanggar peraturan. Akan tetapi, hukuman yang diberikan
dimaksudkan untuk menyadarkan, mengoreksi dan mendidik.