Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Pengukuran hasil belajar

Jejak Pendidikan- Berikut adalah paparan tentang bagian pengukuran hasil belajar, yaitu:

a. Indicator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah psikologis, yang brubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit.Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingka laku yan dianggap pentingdan diharapka dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indicator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.Selanjutnya agar pemahaman anda lebih medalam mengenai kunci pokok tadi dan untuk memudahkan anda dalam menggunakan alat dan kiat evaluasi yang dipandang tepat, reabel dan valid,

b. Batas Minimal Prestasi Belajar
Setelah mengetahui indicator prestasi belajar diatas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat mendapatkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya.Hal ini penting karena karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah.Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa siswa.

Ranah-ranah psikologis, walaupun berkaitan satu sama lain, kenyataanya sukar diungkap sekaligus bila hanya melihat perubahan yang terjadi pada salah satu ranah. Contohnya: seorang siswa yang memiliki nilai tinggi dalam bidang studi agama Islam misalnya, belum tentu rajin beribadah salat. Sebaliknya, siswa lain yang hanya mendapat nilai cukup dalam bidang studi tersebut, justru menunjukan perilaku yang baik dalam kehidupan beragama sehari-hari.

Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alterative norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah:
1) Norma skala angka dari 0 sampai 10
2) Norma skala angka dari 0 sampai 100

Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6 sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar. 

Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70) untuk pelajaran-pelajaran inti (core subject). Pelajaran-pelajaran inti ini meliputi, antara lain: bahasa dan matematika, karena kedua bidang studi ini (tanpa mengurangi pentingnya bidang-bidang studi lainya) merupakan “kunci pintu” pengetahuan-pengetahuan lainya. Pengkhususan passing grade seperti ini sudah berlaku umum dinegara-negara maju dan meningkatkan kemajuan belajar siswa dalam bidang-bidang studi lainya.