Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Tujuan Pendidikan Karakter Bagian 2

Jejak Pendidikan- Slamet Imam Santoso mengemukakan bahwa tujuan pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri yang kukuh-kuat dalam jiwa pelajar, supaya mereka kelak dapat bertahan dalam masyarakat. Pada bagian lain ia juga mengemukakan bahwa pendidikan bertugas mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, tahu kemampuan dan batas kemampuannya, serta mempunyai kehormatan diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembinaan watak merupakan tugas utama pendidikan.

Baca JugaTujuan Pendidikan Karakter 

Dalam arti luas tujuan pendidikan karakter adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif, ditemukan dalam lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik menunjukkan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat penting.

Sedangkan menurut Kemendiknas, tujuan pendidikan karakter antara lain:
  1. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
  2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
  3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa;
  4. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan;
  5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).


Proses dan tujuan pendidikan melalui pembelajaran tiada lain adalah adanya perubahan kualitas tiga aspek pendidikan, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.

Heri Gunawan mengemukakan bahwa pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan kepada peserta didik. Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian, dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan. Pembiasaan untuk berbuat baik, pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria, malu berbuat curang, malu bersikap malas, malu membiarkan lingkungannya kotor. Karakter tidak dibentuk secara instan, tetapi harus dilatih secara serius dan proporsional agar mencapai bentuk dan kekuatan yang ideal.

Dalam rangka mewujudkan peserta didik yang berilmu dan berkarakter, maka pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu knowing, doing, being dan life together. Pilar pertama (knowing), memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai hal mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk sehingga peserta didik menjadi paham. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dan sifat kodratinya menuju ke arah peradaban yang manusiawi dan lebih baik.

Pilar kedua (doing), setelah peserta didik memahami tentang mana yang benar dan mana yang salah, maka pada proses selanjutnya peserta didik akan mulai melakukan apa yang telah dipahaminya. Pilar ketiga (being), dalam proses ini peserta didik akan menjadi dirinya sendiri tanpa mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain, terbiasa dalam melakukan tindakan yang sesuai dengan apa yang telah dipahaminya dan yang telah dilakukannya pada proses sebelumnya, kebiasaan ini akan terus menerus dipraktikkan dan dilakukannya.

Pilar keempat (life together), jika dalam diri peserta didik sudah tertanam kebiasaan yang baik, maka peserta didik akan mampu belajar hidup dalam kebersamaan yakni di dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan proses ini, diharapkan peserta didik akan menjadi manusia yang berilmu dan berkarakter yang sesuai dengan budaya asli Indonesia.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk, menanamkan, memfasilitasi dan mengembangkan nilai-nilai positif pada anak sehingga menjadi pribadi yang unggul dan bermartabat.