Advertisement
Jejak Pendidikan- Sebelum penulis menjelaskan tentang apa saja metode menghafal Al-Quran penulis ingin mejelaskan beberapa tata cara yang harus di penuhi dalam menghafal Al-Quran, antara lain:
- Keinginan yang tulus dan niat yang kuat untuk menghafal Al-Quran
- Pelajari aturan-aturan membaca Al-Qur‟an di bawah bimbingan seorang guru yang mempelajari dan mengetahui dengan baik aturan aturan tersebut.
- Terus bertekad memiliki keyakinan untuk menghafal Al-Quran setiap hari, yaitu dengan menjadikan hafalan sebagai wirid harian, dan hendakalah permulaanya bersifat sederhana mulai menghafal seperempat juz, kemudian seper delapan, dan seterusnya. Setelah itu memperluas hafalah, mungkin dengan menghafal dua seper delapan pada hari yang sama, di seratai memilih waktu yang sesuai untuk menghafal.
- Mengulang hafalan yang telah dilakukan sebelum melanjutkan hafalan selanjutnya disertai dengan kesinambungan.
- Niat dalam menghafal dan mendalalami selayakanya di niatkan demi mencari ridlo Alloh SWT bukan untuk tujuan dunia.
- Mengerjakan apa yang ada dalam Al-Quran, baik urusan-urusan kecil maupun yang besar dalam kehidupan.
- Ketika Allah SWT memberi petunjuk kepada kita untuk kita, maka kita wajib mengajarkannya kepada orang lain.
Namun dengan memahami metode menghafal Al-Quran yang efektif, pasti kekurangan-kekurangan yang ada akan diatasi. Ada beberapa metode menghafal Al-Quran yang sering dilakukan oleh para penghafal, diantaranya adalah sebagai berikut :
Metode Wahdah
Yang dimaksud metode ini, yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat dapat dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali atau lebih, sehingga proses ini mampu membentuk pola dalam bayangannya.
Metode Kitabah
Kitabah artinya menulis. Metode ini memberikan alternatif lain dari pada metode yang pertama. Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan untuk dihafal. Kemudian ayat tersebut dibaca sampai lancar dan benar, kemudian dihafalkannya.
Metode Sima’i
Simai artinya mendengar. Yang dimaksud metode ini adalah mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini akan Sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat extra, terutama bagi penghafal yang tuna netra atau anak-anak yang masíh dibawah umur yang belum mengenal baca tulis Al-Qur‟an. Cara ini bisa mendengar dari guru atau mendengar melalui kaset.
Metode ini merupakan gabungan antara metode wahdah dan kitabah. Hanya saja kitabah disini lebih mempunyai fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang telah dihafalnya. Prakteknya yaitu setelah menghafal kemudian ayat yang telah dihafal ditulis, sehingga hafalan akan mudah diingat.
Metode Jama’
Cara ini dilakukan dengan kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh instruktur. Pertama si instruktur membacakan ayatnya kemudian siswa atau siswa menirukannya secara bersama-sama.
Sedangkan menurut Sadulloh macam-macam metode menghafal adalah sebagai berikut :
- Bi al-Nadzar, Yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Quran yang akan dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang.
- Tahfidz, Yaitu menghafal sedikit demi sedikit Al-Quran yang telah dibaca secara berulang-ulang tersebut.
- Talaqqi, Yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru.
- Takrir, Yaitu mengulang hafalan atau menyima'kan hafalan yang pernah dihafalkan/sudah disima'kan kepada guru.
- Tasmi’, Yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik kepada perseorangan maupun kepada jamaah.
Pada prinsipnya semua metode di atas baik semua untuk dijadikan pedoman menghafal Al-Quran, baik salah satu diantaranya, atau dipakai semua sebagai alternatif atau selingan dari mengerjakan suatu pekerjaan yang terkesan monoton, sehingga dengan demikian akan menghilangkan kejenuhan dalam proses menghafal Al-Quran.
Rujukan:
- Ahsin Sakho Muhammad, Kiat-kiat Menghafal Al-Qur’an, (Jawa Barat : Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TQA, t.t.).
- Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo : Ramadhani, 1993).
- Mujamil Qomar, Epistomologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Erlangga, 1995).