a) Faktor Internal
Faktor internal adalah keadaan jasmani dan rohani siswa (santri). Faktor berasal dari dalam diri sendiri siswa, ini merupakan pembawaan masing-masing siswa dan sangat menunjang keberhasilan belajar atau kegiatan mereka.Beberapa faktor yang yang berasal dari diri siswa antra lain sebagai berikut:
1) Bakat
Secara umum bakat (aptitude) adalah komponen potensial seorang siswa untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini siswa yang memiliki bakat dalam menghafal Al-Quran akan lebih tertarik dan lebih mudah menghafal Al-Quran.http://www.jejakpendidikan.com/
Dengan dasar bakat yang dimiliki tersebut, maka penerapan metode dalam menghafal Al-Quran akan lenih efektif. Minat Minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang sangat tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat untuk menghafal Al-Quran akan secara sadar dan bersungguhsungguh berusaha menghafalkan kitab suci ini sebelum diperintah oleh kyai/ustadz. Minat yang kuat akan mempercepat keberhasilan usaha menghafal Al-Quran.
2) Motivasi Siswa
Yang dimkasud dengan motivasi disini adalah keadaan internal organisme (baik manusia atau hewan) yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Siswa yang menghafalkan kitab suci ini pasti termotivasi oleh sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran. Motivasi ini bisa karena
kesenangan pada Al-Quran atau karena bisa karena keutamaan yang dimiliki oleh para penghafal Al-Quran. Dalam kegiatan menghafal Al-Quran dituntut kesungguhan tanpa mengenal bosan dan putus asa. Untuk itulah motivasi berasal dari diri sendiri sangan penting dalam rangka mencapai keberhasilan, yaitu mampu menghafal Al-Quran 30 juz dalam waktu tertentu.
3) Kecerdasan
Kecerdasan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dan menghafal Al-Quran. Kecerdasan ini adalah kemampuan psikis untuk mereaksi dengan rangsangan atau menyesuaikan melalui cara yang tepat. Dengan kecerdasan ini
mereka yang menghafal Al-Quran akan merasakan diri sendiri bahwa kecerdasan akan terpengaruh terhadap keberhasilan dalam hafalan Al-Qur‟an. Setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga cukup mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani.
4) Usia yang cocok
Penelitian membuktikan bahwa ingatan pada usia anak-anak lebih kuat dibandingkan dengan usia dewasa. Pada usia muda, otak manusia masih sangat segar dan jernih, sehingga hati lebih fokus, tidak terlalu banyak kesibukan, serta masih belum memiliki banyak problem hidup. Untuk itulah usia yang cocok dalam upaya menghafal
Al-Quran ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam menghafalnya. Adapun usia yang cocok adalah pada usia sekitar 5 tahun hingga 23 tahun.
b) Faktor Esksternal
Faktor eksternal adalah adalah kondisi atau keadaan dilingkungan sekitar siswa. Hal ini berarti bahwa factor-faktor yang berasal dari luar diri siswa juga ada yang bisa menunjang keberhasilan dalam menghafal Al-Quran. Adapun faktor eksternal antara lain yaitu:1) Tersedianya guru qiraah maupun guru Tahfidz (Instruktur)
Keberadaan seorang instruktur dalam memberikan bimbingan kepada siswanya sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya dalam menghafalkan Al-Quran. Faktor ini sangat menunjang kelancaran mereka dalam proses belajarnya tanpa adanya pembimbing,
kemungkinan besar mutu hafalan para siswa hasilnya kurang berkualitas dan kurang memuaskan. Jadi dengan adanya instruktur dapa diketahui dan dibenarkan oleh instruktur yang ada.
2) Pengaturan waktu dan pembatasan pembelajaran Al-Quran
Siswa dalam menghafal Al-Quran diperlukan waktu yang khusus dan beban pelajaran yang tidak memberatkan para penghafal yang mengikti Tahfidzul Al-Quran, dengan adanya waktu khusus dan tidak terlalu berat materi yang dipelajari para siswa (santri) akan menyebabkan sisiwa lebih berkonsentrasi untuk menghafalkan Al-Quran. Selain itu dengan adanya pembagian waktu akan bisa memperbaharui semangat, motivasi dan kemauan, meniadakan kejenuhan dan kebosanan. Dengan adanya semua ini, maka suatu kondisi kegiatan menghafal Al-Qur‟an yang rileks dan penuh konsentrasi.
3) Faktor Lingkungan Sosial (Organisasi, pesantren, dan keluarga)
Lingkungan adalah suatu faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting terhadap berhasil tidaknya pendidikan agama. Hal ini beralasan, bahwa lingkungan para siswa bisa saja menimbulkan semangat belajar yang tinggi sehingga aktifitas belajarnya semakin
meningkat. Masyarakat sekitar organisasi, pesantren, keluarga yang mendukung kegiatan Tahfidzul Qur‟an juga akan memberikan stimulus positif pada para siswa sehingga mereka menjadi lebih baik dan bersungguh-sungguh dan manteb dalam menghafal Al- Qur‟an.
Rujukan:
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2000),
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, ( Solo:Ramadhani,1993), hlm. 40