Advertisement
Jejak Pendidikan- Hampir
lima belas tahun yang lalu, dua orang peneliti otak dan pendidik pernah
menyatakan bahwa proses belajar yang paling penting adalah dengan meniadakan
ancaman, mengkolaborasikan strategi-strategi pengajaran multidimensi,
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan nyata, dan pemahaman tentang
penghalang-penghalang belajar secara cermat.
Mereka
mengungkapkan beberapa rahasia penelitian otak yang sesuai dengan belajar dan
mengajar, yakni:
- Belajar melibatkan seluruh sistem tubuh.
- Kita memproses banyak fungsi secara simultan.
- Kebutuhan untuk mendapatkan alasan logis dari pengalaman kita sudah menjadi sifat bawaan manusia.
- Kita belajar dari apa yang kita alami dan apa yang diberitahukan kepada kita.
- Emosi tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir dan sangat penting bagi ingatan.
- Kita menyerap semua informasi, baik sambil lalu maupun terfokus.
- Kita akan belajar dengan lebih baik apabila ditantang tetapi tidak merasa terancam.
- Semua indra dan emosi-emosi dasar terintegrasi secara berbeda-beda pada setiap individu dalam diri kita adalah unik.
Berdasarkan
keterangan di atas, dapat disimpulkan strategi dalam menghadapi gaya belajar
terhadap kegiatan pembelajaran yang diterapkan siswa, yakni:
- Memberitahukan kepada para siswa tentang cara memanfaatkan kekuatan gaya belajar mereka secara mandiri demi kepentingan mereka sendiri ketika belajar di rumah, di sekolah, maupun di tempat lain.
- Secara rutin memberi pilihan-pilihan kegiatan yang melibatkan karakter visual, auditori, taktil, dan kinestetik.
- Menyusun rencana-rencana pembelajaran dan kegiatan-kegiatan sehingga semua siswa merasa aman dalam lingkungannya, sebagian besar waktu mereka dalam belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sekaligus juga berusaha memperluas fleksibelitas mereka pada waktu yang lain.
- Memasukkan kedua gaya pemrosesan otak, yakni holistis/global dan analitis ke dalam gaya belajar dan ekspresi diri.
- Melekatkan pengajaran materi baru ke dalam seluruh indra, emosi, dan pengalaman konkret.
- Membantu siswa untuk memahami gaya belajarnya sendiri dan mengenal bahwa semua gaya belajar adalah normal, sah, dan sama berharganya.
- Mengajarkan cara menghargai kompleksitas, potensi, dan keunikan setiap manusia.
Rujukan:
Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007).
Barbara Prashing, The Power of Learning Styles, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007).