Advertisement
Jejak Pendidikan- Pendidikan
spiritual bertujuan untuk menciptakan kesempatan untuk mendengarkan suara hati
ini, untuk mendapatkan kejelasan lebih besar ke mengapa kita diciptakan dan
apamisi yang unik mungkin. Menurut Kabbalah, ini adalah tigasuara berbeda dari
jiwa. "They are expressed throung the body (Nefesh), the heart (Ruach),
end the mind (Neshama)". Mereka dinyatakan melalui tubuh (Thing), jantung
(Ruach), dan fikiran (Neshama).Pikiran, hati, dan tubuh idealnya, ketiga elemen
ini berinteraksi secar harmonis satu sama lain tidak ada bagian dari individu
baik diabaikan atau ditolak.
Menurut
Al-Ghazali manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang terdiri dari jiwa dan
jasad.Jiwa yang menjadi inti hakikat manusia adalah makhluk spiritual rabbani
yang sangat halus (lathif rabbaniyyah ruhaniyyah). Jiwa berada di alam
spiritual sedangkan jasad di alam materi.
Jiwa
berasal dari illahi mempunyai mempunyai kodrat (ash al-fitrah),yaitu
kecendrungannya kepada kebaikan dan keengganan kepada kekejian. Fitrah jiwa ini
cenderung mendapatkan nur (cahaya) yang disebut al-Ghazali sebagai ma'rifat ke
dalam hatinya, ia dapat menerima kebeneran pengetahuan yang datangnya dari
Allah SWT. Sehingga dengan ma'rifat ke dalam hati para salik (pelaku spiritual)
lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Istilah
pendidikan spiritual dunia islam dikenal dengan sebutan ilmu tasawuf. Ilmu
tasawuf merupakan ilmu yang memahami dan menghayati pengalaman-pengalaman yang
pernah dilalui oleh Nabi Muhammad selama kehidupannya.
Al-Ghazali
dan Junaid al-Baghdadi memberikan pemahaman mengenai pendidikan spiritual
(tasawuf) dengan mengajarkan untuk dapat menjadi umat yang memiliki kesalehan
individu dan kesalehan sosial (jama'ah), selalu dinamis dan dapat menyandingkan
antara tawaran-tawaran kenikmatan bertemu dengan tuhan dan sekaligus dapat
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihdapi oleh umat.
Dari
uraian pendidikan spiritual di atas, dapat diambil pengertian bahwa pendidikan
spiritual merupakan pendidikan pribadi, dengan mengasah pikiran, hati, dan
tubuh dalam menapaki pengalaman-pengalaman sebagai usahauntuk mendekatkan diri
kepada Tuhan.
Menurut
Dr. Abdul Munir Mulkhan, pendidikan spiritual dikenal sebagai
pendidikankepribadian yang didasarkan kepada kecerdasan emosional dan spiritual
(ruhmania) yang bertumpu pada masalah self atau diri. Keseimbangan menggunakan
kecerdasan emosional dan spiritual akan menciptakan insan kamil, sekaligus
mampu menjadi umat yang memiliki kesalehan individu dan kesalehan sosial.