Jejak Pendidikan- Pengembangan
sikap sikap toleransi dan kebersamaan di kalangan siswa harus
diletakkan sebagai salah satu bagian mendasar dalam proses pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Usaha ini tidak terbatas pada tanggung jawab salah
seorang guru. Semisal guru Bimbingan dan Konseling yang memang bertanggung
jawab dan fokus pada karakter dan moral siswa, akan tetapi juga menjadi
tanggung jawab bersama guru yang lain sebagaimana peran guru sebagai teladan
bagi siswa. sekalipun demikian memang benar adanya bahwa tanggung jawab ini
lebih besar dibebankan kepada guru yang mendidik tentang nilai dan moral.
Agar
sikap toleransi dan kebersamaan dapat dikembangakan dikalangan siswa,
maka guru hendaknya dapat merancang kegiatan belajar yang mengarah pada
pengembangan sikap tersebut. Pengenalan fenomena-fenomena nyata pada
kehidupan siswa juga dapat dilaksanakan guna membentuk sikap siswa dari
sudut pandang yang lebih real.
Upaya-upaya
untuk melibatkan siswa dalam kehidupan nyata akan memberikan nuansa pendidikan
lebih besar manfaatnya bilamana mereka hanya mendengar atau mengetahui secara
verbalistik dari guru. Selain itu pengajar atau guru atau pengembang sikap
dapat memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk melihat dan
mengetahui secara langsung begbagai peristiwa atau fenomena yang terjadi dan
terlebih dahulu memberikan penilaian sesuai dengan sudut pandang dari
masing-masing siswa.
Keterlibatan
siswa dalam berbagai bentuk penelitian bersama terhadap gejala-gejala sosial
selain diyakini mampu mempertajam penalaran dan kepekekaan siswa terhadap
nilai-nilai moral termasuk menumbuh kembangkan sikap toleransi, juga
akan menjadai wahana yang dapat mempererat kebersamaan sesama siswa didalam
kelompoknya.
Dalam
pembelajaran nilai unsur pemanfaatan indra dan unsur-unsur keaktifan sangat
penting kedudukannya. Suatu hal yang harus digarisbawahi bahwa tujuan
pendidikan kognitif maupun moral tidak hanya membantu siswa mempelajari dan
memahami secara rasional serta mengarahkan prilakunya dengan cara-cara yang
makin baik yang secara internal dilakukan secara konsisten dan diinginkan
masyarakat.
Pengajaran harus dipandang dan diletakkan sebagai wahana untuk
membantu siswa berpikir secara rasional, kritis dan kreatif, mampu membuat
pertimbangan yang matang, memiliki pandangan yang luas dan akhirnya mampu
membuat keputusan-keputusan yang bertanggung jawab. Karena itu siswa harus
mendapatkan kesempatan untuk bekerja lebih dari sekedar ‘mendengarkan’, dan
berpikir tentang informasi. Mereka harus secara aktif berpartisipasi dalam proses
belajar mereka. Kesemuanya itu menyiratkan betapa penting kedudukan guru
terutama dalam merancang kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
pelibatan siswa secara lebih komprehensip.