Jejak Pendidikan- Pendidikan Pranatal perlu dilakukan dengan adanya berbagai
persiapan, materi dan juga metode yang akan membantu orang tua dalam
mengaplikasikannya. hal ini diperjelas dengan pendapat F. Rene Van De Carr, MD
Marc Lehrer dalam buku Dr. Mansur, M.A “Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan” yang menyatakan bahwa :
Seorang ibu hamil tidak bisa lepas dari stimulasi-stimulasi dari ibu sendiri maupun dari orang di sekitarnya yang mempengaruhi janin dalam kandungan. Perilaku seorang ibu hamil berupa stimulasi latihan-latihan misalnya berkomunikasi dengan janin karena ia mampu belajar memperhatikan suara anda (suami, anak-anak, kakeknya, dan sebagainya) atau music, sentuhan diperut ibu, perubahan dari terang menjadi gelap dan bahkan emosi ibu sendiri. kadang-kadang ia dapat menanggapinya dengan tendangan atau gerakan lain.
Selanjutnya diperjelas dalam pendapat Dr.
Mansur, M.A dalam bukunya “Mendidik Anak Sejak
dalam Kandungan” yang
menyatakan bahwa :
Seorang ibu biasa mengembangkan lagi semua aktifitas sehari-hari, bisa saja ibu yang hamil sedang shalat, wudhu, lebih efekif dilakukan sekaligus si janin diajak berkomunikasi, dan masih banyak bentuk stimulasi-stimulasi terhadap janin dalam rangka memberi pendidikan dalm kandungan.
Sejatinya, pendidikan anak dalam
kandungan merupakan pendidikan yang praktis jika saja bunda juga orang
disekitarnya mau melibatkan anak dalam setiap aktivitas yang dilakukan. karena
sesungguhnya pendidikan anak dalam kandungan hanyalah berupa stimulus
yang sifatnya mendidik.
Sedangkan Ubes Nur Islam dalam bukunya Mendidik
Anak dalam Kandungan menyebutkan beberapa metode mendidik anak dalam
kandungan yang sudah diaplikasikan dalam tatanan budaya kaum muslim dan
muslimin masa lampau. Dan, hasil yang diperoleh dari praktik pendidikan
mereka cukup menggembirakan. antara lain sebagai berikut:
1. Metode Doa
Doa merupakan istrumen yang paling ampuh
untuk mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Doa juga merupakan senjata bagi
kaum muslimin, bahkan Allah berfirman:
“Berdoalah kepadaku, maka Aku perkenankan
bagimu.”
Maksud dari ayat tersebut ialah karena
segala sesuatu upaya pada akhirnya Allah lah yang menentukan hasilnya. Kita
sebagai manusia hanya bisa berusaha, akan tetapi penulis takdir kita ialah Dzat
Allah. Berdoalah kepada Allah dan ajak anak dalam kandungan untuk menghadapkan
wajah dan menengadahkan tangan, menghiba dihadapan Tuhan memohon segala
kebaikan.
Hal ini terkait dalam buku Uber Nur Islam
yang berjudul Mendidik Anak dalam Kandungan, yakni:
Doa merupakan instrument yang sangat ampuh untuk mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala sesuatu upaya pada akhirnya hanya Allah lah yang berhak menentukan hasilnya. Bagi seorang Muslim berdoa berarti senantiasa menumbuhkan semangat dan optimisme untuk meraih cita-cita dan pada saat yang bersamaan membuka pintu hati untuk menggantungkan sepenuh hati akan sebuah akhir yang baik disisi Allah. Dengan doa seseorang tidak hanya tersugesti dengan doanya, akan tetapi juga termotivasi menjadi sosok yang lebih kuat, optimis serta memiliki pengharapan yang pasti.
Para Nabi serta orang-orang terdahulu pun
telah melaksanakan pendidikan dalam metode doa ini. Seperti Nabi
Ibrahim, Nabi Zakarya, Nabi Nuh serta keluarga Imran. Dengan doa yang mereka
panjatkan dapatlah terlahir generasi-generasi berkualitas yang dapat mengubah
wajah dunia. Oleh karena itu, tidak heran jika metode doa ini sangat relevan
jika dijadikan sebagai metode utama dalam pendidikan pranatal.
2. Metode Ibadah
Ibadah dalam bentuk apapun, baik wajib
maupun sunnah seperti shalat, puasa, sedekah, menuntut ilmu dan lainnya sebagai
sarana pendidikan anak dalam kandungan. Ajaklah anak selalu terlibat
dalam ibadah kita.
Metode ini Insya Allah akan memberikan
pengaruh yang positif. Maka ibadah besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu
dengan melakukan metode-metode ibadah ini bagi anak dalam kandungan. Selain
melatih kebiasaan-kebiasaan aplikasi kegiatan ibadah juga akan menguatkan
mental spiritual dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang
dewasa.
Seorang ibu menggunakan metode ini harus
mampu berinovasi, berkreasi dan bersungguh-seungguh dalam mengikutsertakan anak
dalam setiap aktivitas beribadah. Jadi ibu harus mampu mengkombinasikan antara
sensasi, ucapan, serta tindakan yang dilakukan oleh ibu.
Menjalankan program pendidikan
dengan metode ini, hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dalam
kandungan. Ada tiga tahapan antara lain:
- Pada periode pembentukan zigot, yaitu melakukan shalat hajat dan zikir serta dihubungkan dengan doa-doa tertentu.
- Pada periode pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahap pertama.
- Pada periode fetus, periode inilah yang lebih konkret. Artinya, segala aktivitas ibadah si ibu harus menggabungkan diri dengan si anak dalam kandungannya. Misalnya, si ibu akan melakukan shalat Maghrib, kemudian si ibu berkata “ hai nak…mari kita shalat!” sambil mengajak dan menepuk atau mengusap-usap perutnya.
3. Metode Membaca dan Menghafal
a. Metode Membaca
Membaca merupakan salah satu cara yang
paling utama untuk memperoleh berbagai informasi penting dan ilmu pengetahuan.
Anak dalam kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) atau lebih sudah bisa
menyerap informasi selalui pengalaman-pengalaman stimulasi atau sensasi yang
diberikan ibunya. Namun demikian, tingkatannya masih sangat mendasar dan
sederhana. Jika dikatakan kepada anak dalam kandungan sebuah kata “tepuk”
sambil melakukan sensasi kepadanya, maka ia akan mampu mendengarkan dan
menyerap informasi tersebut dengan tingkat penerimaan bunyi “t-e-p-u dan k”.
Kegiatan ini akan membantu ibu membentuk
kehangatan dengan anaknya. Jika ibu membaca cerita, bisa diselingi dengan
intonasi serta mimic yang cocok dengan alur cerita. Ini membantu ibu dalam
mengkondisikan anak di dalam kandungan, dengan artian ibu memberikan rangsangan
kepada anak berupa keterlibatan anak dalam setiap cerita yang ia baca.
b. Metode Menghafal
Metode ini hampir memiliki kesamaan
dengan metode membaca. Hanya saja pada metode ini membutuhkan lebih banyak
konsentrasi pada bidang yang ingin dihafalkan. Menghafal bisa dilakukan dengan
banyak car, bisa dengan mengulangt-ulang ayat al-Quran pada anak dalam
kandungan oleh ibunya. Pembiasaan seperti ini akan membantu anak mendapatkan
kemampuan yang sama seperti ibunya. Sebelum melakukan semua nya, jangan lupa
pula niat melakukan aktivitas bersama-sama antara ibu dan anak.
Menghafal bisa juga dilakukan dengan
bantuan visualisasi kata yang akan dihafal. Bisa juga dengan gerakan yang
membantu mengingat kata tersebut atau dengan benda yang dapat membantu
mengingat si ibu kata tersebut sambil tetap melibatkan bayi dalam kandungannya.
Misalnya, “nak.., mari kita menghafal Al-Qur‟an, si ibu lalu menepuk perutnya
dan langsung membacakan ayat-ayat Al-qur‟an dengan berulang-ulang kali hingga
hafal betul.
4. Metode Zikir
Zikir merupakan suatu kewajiban bagi
setiap orang mukmin, yang dilakukan secara sadar agar senantiasa dapat
berpegang pada tali agama Allah. Seorang ibu muslimat haruslah menyertakan
Allah dalam setiap kegiatan. Aktivitas yang bisa dilakukan sewaktu-waktu ini sangat
membantu dalam pengenalan pada TuhanNya. Ibu hamil bisa berupaya keras
melibatkan anak dalam kandungannya secara terus menerus sepanjang ia terjaga
untuk berdzikir.
Zikir secara psikis pun dapat memberikan
ketenangan jiwa pada ibu hamil, karena sering kali ibu hamil mengalami
masa-masa berat yang berbeda-beda setiap individu. Kondisi yang stabil dan
menenangkan sangat dibutuhkan untuk ibu hamil, terutama pada tahap-tahap awal
kehamilan.
Cara melakukan metode ini cukup mudah,
yaitu tatkala berdzikir kepada Allah SWT, ibu mengusap perutnya ambil
mengatakan kepada anak dalam kandungannya, “Nak…mari berdzikir bersama bunda… Subhanallah
Walhamdulilllah walaa ilaha illalllah Wallahu
Akbar…” atau bisa juga
dengan dzikir-dzikir yang lain, semisal seperti kalimat Tayyibah dll. Ibu harus
senantiasa melibatkan anak dalam kandungan dengan aktivitas berdzikir tersebut.
5. Metode Instruktif
Metode ini tidak hanya memberikan
instruksi kepada anak dalam kandungan melakukan yang diserukan ibu, akan tetapi
juga mengajak anak melakukan perbuatan yang kreatif, dan mandiri. Hal ini
dimaksudkan untuk melatih anak lebih kreatif dan aktif dalam memberikan
rangsangan pada stimulus yang diberikan ibu. Bayi biasanya memberikan
rangsangan berupa tendangan pada perut ibu, pada saat inilah kesempatan bagi
ibu untuk memberikan instruksi-instuksi. Ibu lebih mudah menggunakan metode
ini, karena selain luwes metode ini dapat digunakan diberbagai kegiatan pendidikan.
6. Metode Dialog
Metode ini merupakan salah satu metode
interaktif anak anak dalam kandungan dengan orang-orang diluar kandungan,
semisal ayah, bunda, saudara-saudara bayi maupun keluardga bayi yang lainnya.
Dengan metode ini banyak harapan keluarga dapat berinteraksi dengan baik,
mengajak komunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungan. Selain itu,
metode ini memudahkan anak dalam mengenali keluarga diluar rahim. Lebih dari
itu, dalam tumbuh kembang anak akan memiliki rasa kasih sayang serta percaya
diri yang lebih.
7. Metode Akivitas Bersama
Metode ini merupakan metode yang mudah
diterapkan, sama dengan metode-metode lain dimana setiap langkah dan tindakan
senantiasa mengikutsertakan anak dalam kandungan, sesuai dengan ucapan sang
ibu. Jadi metode ini memadukan antara ucapan dan tindakan ibu harus serentak.
Seperti amal sholeh, ibadah serta aktivitas yang lainnya.
Metode ini akan lebih mudah lagi
diterapkan bagi ibu-ibbu muslimah dalam melaksanakan setiap kewajiban
beribadahnya. Semisal ketika ibu akan membaca al-Qur‟an, wudhu, sedekah, silaturrahim,
belanja, memasak, istirahat. Ibu dapat mengajak anak bersama-sama melakukan
setiapa kativitas. Kegiatan ini lebih bersifat edukatif, dengan menautkan adik
dalam setiap aktivitas, disamping itu juga memberikan kemudahan anak dalam
mengenali lingkungannya serta memberikan penguatan pada sendi-sendi syar‟iyah
dan ketauhidan anak.
8. Metode Bermain dan Bernyayi
Anak dalam kandungan sering kali
memberikan tendangan atau putaran pada Rahim bunda. Hal ini menujukkan bahwa
anak melakukan aksi dan menginginkan adanya sambutan dari orang-orang diluar
Rahim. Kejadian ini dapat dimanfaatkan orang tua untuk memberikan permainan
edukatif pada anak yang bersifat menghibur. Kegiatan ini snagat berpengaruh
pada semakin terikatnya jalinan orang-orang disekeliling anak. Karena secara
umum, anak akan merasa lebih tenang jika mendapatkan sentuhan yang
menyenangkan.
Ketika anak memberikan tendangan, bunda
dapat memberikan sambutan atau jawaban berupa senyuman, atau ekspresi senang,
tertawa. Bisa juga ditambah dengan kata-kata manis dari bunda, “Adik…kenapa
sayang? Mau main sama bunda?” ibu bisa mengatakannya sambil melakukan sentuhan
atau tekanan pada bagian yang mendapat tendangan. Tunggu sampai anak memberikan
tendangan lainnya, ibu bisa melekukan tekanan lagi dengan lembut ditempat
tendangan. Lakukan beberapa kali sampai anak berhenti menendang. Dalam
mengakhiri permainan ini, ibu dapat melantunkan alunan lagu atau sholawat Nabi
dengan nuansa riang gembira hingga bayi benar-benar tidak mendang lagi.
9. Metode Kondusif Alamiah
Gejala-gejala alamiah yang terjadi
disekitar anak, seperti panas, dingin, hujan, petir, gemuruhdan suara-suara
keras lain, merupakan keadaan alam yang bisa dijadikan sebagai alat pendidikan
anak dalam kandungan. Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan suasana dan
kondisi alam yang berubah-rubah. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak kaget
dengan kondisi yang sering berubah-ubah, sehingga anak dapat mengenal dan
merasakan suasana dengan perasaan lebih tenang.
Pada dasarnya pendidikan pranatal
merupakan proses yang masih banyak dibingungkan banyak pihak, karena pendidikan
ini sungguh berbeda dari pendidikan sekolah yang metode serta
langkah-langkah sudah jelas. Akan tetapi sebenarnya pendidikan ini telah
diaplikasikan dalam kehidupan orang terdahulu dengan berbagai kegiatan ibadah,
hanya saja baru akhir-akhit tahun delapan puluhan dikenal secara luas.
Rujukan:
Baihaqi, AK. Mendidik Anak dalam
Kandungan Menurut Ajaran Pedagogis Darul Islam, (Jakarta: Ulul Press. 2001)