Advertisement
Jejak Pendidikan- Ketika orang tua menghendaki pendidikan pranatal kepada anak yang
masih dalam kandungan. Maka perlu adanya langkah-langkah dalam mengaplikasikannya.
Sebagaimana di katakana Zakiyah Darajat dalam bukunya Dr. Mansur, MA “Mendidik
Anak Sejak dalam Kandungan” menyatakan bahwa:
Konsep pendidikan islam begitu langkap mengenai pendidikan anak
dalam kandungan dan pranatal, di mana pendidikan anak secara tak langsung sudah
mulai sejak saat-saat tahap memilih pasangan hidup. Adapun program
pendidikannya juga dimulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa sampai kepada
pemilihan jodoh menjelang perkawinan yang akan dialami oleh anggota keluarga.
Hal ini diperjelas dengan pernyataan Dr. Mansur, MA dalam bukunya Mendidik
Anak Sejak dalam Kandungan, mengatakan bahwa : ”Islam lebih dalam lagi
menganjurkan dalam hal ini (pendidikan pranatal) sejak pemilihan jodoh. Dengan
upaya preventif akan dapat meningkatkan kualitas factor keturunan agar lebih
berperan dalam menentukan keberhasilan pendidikan melalui kerangka dasarnya.”
Sedangkan Ubes Nur Islam dalam bukunya Mendidik Anak dalam
Kandungan membagi beberapa langkah yang secara langsung bertujuan untuk
melakukan proses aplikasi pendidikan secara konkret dan mudah dipraktekkan oleh
orang tuanya. Adapun dalam penerapannya terdapat beberapa cara dan kiat yang
fokusnya memberikan stimulasi efektif bagi optimalisasi fungsi seluruh
instrument indra anak dan membangun kesadaran emosi sang anak dalam kandungan.
Antara lain:
1. Tahapan persiapan
Dalam tahap persiapan ini, orang tua (calon ayah dan bunda)
ditekankan untuk merencanakan suatu cita-cita dan keinginan yang suci, yaitu
keinginan kehadiran dan kelahiran sang buah hati. Artinya, pada tahap persiapan
ini tidak dapat dipisahkan dari planning makro sebuah bahtera rumah
tangga sebagai elemen yang turut membentuk tanggung jawab peribadatan sebagai
hamba Allah. Berangkat dari niat suci tersebut, yaitu kehadiran dan kelahiran
seorang anak.
Dengan demikian, memasuki tahap persiapan ini dalam berhubungan
seksual pun harus dilakukan dengan pasti, baik, jelas serta sesuai dengan
fitrah manusia, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah:
“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam,
Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah
kabar gembira orang-orang yang beriman.”
Bahkan dalam tradisi orang-orang saleh terdahulu, suami istri harus
senantiasa bermunajat kepada Allah agar mereka dikaruniai anak-anak yang baik,
soleh, cantik atau tampan. Berikut merupakan doa bagi orang tua yang
mendambakan kehamilan sesuai dengan ijazah dari Ummi Salim (Istri dari Guru
Sayyid Alwalid Al Habib Umar bin Hafidz) walau telah di vonis dokter mandul.
- Baca istighfar 10.000 kali setiap hari, selama 1 minggu, Boleh dicicil, dengan syarat menghadap kiblat dan dalam keadaan berwudhu'.
- Baca surat Alfatihah 41 kali, setelah sholat sunnah fajar (sebelum sholat subuh) selama 40 hari, Agar bisa genap 40 hari, orang perempuan dianjurkan mengkonsumsi obat penunda haid.
Pelaksanaan pendidikan pada tahap ini tidak terlalu merepotkan,
hanya saja kesungguhan suami istri dalam mendambakan kehadiran dan kelahiran
buah hatinya.
Kemudian dalam melakukan langkah-langkah
tersebut, yang diperlukan adalah dengan membekali diri setiap hari dengan
materi-materi yang berkenaan dengan tahap persiapan ini. Baik suami maupun
istri harus memperluas pengetahuan yang menjadi focus pendidikan seperti
panduan doa-doa, fikih munakahat, kitab-kitab atau buku-buku pendidikan anak
dll. Paling tidak setiap hari ayah maupun bunda dapat menambah pengetahuannya
dengan memilih materi yang relevan. Terlebih lagi mengenai perkembangan janin
serta kebutuhan mereka. Yang akan kami sajikan dalam sebuah table berikut ini :
Saat menanam nutfah
- Shalat hajat dan doa
- Menginginkan kehadiran buah hati
- Doa ketika bersenggama
Saat nutfah telah masuk Uterus/Rahim bunda
- Ingin dikaruniai anak yang baik.
- Berharap keturunan yang menjadi teladan umat
- Berharap keturunan yang senantiasa berbakti kepada Tuhan.
Saat nutfah menjadi janin
- Menginginkan anak yang baik serta teladan bagi umat.
- Keturunan yang senantiasa berbakti kepada Allah.
- Mendapatkan keturunan dan keluarga yang selalu berada dalam lindungan Allah. Dll…
2. Tahapan proses aplikasi
Setelah tahap persiapan dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah
aplikasi dari pendidikan itu dimulai. Agar proses ini berjalan dengan mulus dan
sesuai dengan keinginan ayah bunda, maka orangtua perlu mempersiapkan dengan
matang rancangan program-program latihan pendidikannya. Proses aplikasi ini
disusun dalam tiga tahapan, dengan maksud agar dapat mencakup semua aspek dalam
pertumbuhan anak dalam kandungan yang meliputi fisik, emosi serta mental anak.
Tahap pertama, bermaksud untuk menarik sensasi dan indra anak dalam
kandungan. Tahap kedua, bertujuan membangun pra kesadaran ucapan, kata-kata,
dan bahasa. Tahap ketiga, bermaksud untuk meningkatkan konsentrasi serta
kecerdasan anak.
Sebagai catatan, jika orang tua menginginkan anak dengan potensi
luar biasa terhadap disiplin ilmu tertentu pada saat dewasa, maka orang tua
dapat memasukkan materi dalam pendidikan pranatal. Materi serta metodenya harus
ditentukan sesuai dengan orientasi ilmu-ilmu tersebut. tentu hal ini harus
dilakukan secara latihan-latihan kontinu.
3. Tahapan aplikasi pendidikan
Detik-detik kelahiran seorang bayi merupakan sesuatu yang cukup
menegangkan, tak heran jika masa-masa ini dianggap masa yang menakutkan tetapi
juga merupakan kehadiran kehidupan baru yang menggembirakan. Dan inilah waktu
dimulainya goresan cacatan kehidupan sebagai individu yang diakui sebagai
manusia sejati dalam pandangan umum, yaitu kelahiran dirinya yang dilingkupi
oleh batas ruang dan zaman, dan saat ini ia disebut sebagai bayi.
Detik-detik menjelang kelahirannya, anak dalam kandungan tidak
boleh terlepas dari sisi program pendidikan anak dalam kandungan. Bahkan,
seharusnya pemberian saat ini lebih diintensifkan dan dimaksimalkan. Karena,
selain bayi lebih responsive terhadap stimulasi yang diterimanya, juga lebih
konsentratif terhadap gejala fenomologis atau intruksi-intruksi yang
diterimanya. Oleh karena itu, ditekankan pada ayah-bunda untuk senantiasa
melakukan latihan stimulasi pada bayi. Pemberian stimulasi ini sifatnya lebih
kompleks, selain hal-hal yang bersifat edukatif, juga melatih gerak jalan
keluar Rahim, latihan kesiapan motivasi kesiapan bayi menghadapi dunia luar
ataupun kehidupan yang nyata.
Penekanan latihan-latihan juga berlaku bagi ibu, karena pada masa
ini ibu harus lenih melatih pernapasan dan visualisasi dengan metode supportif.
Tugas dalam mengevaluasi prakelahiran ini juga berlaku bagi ayah, saudara serta
anggota keluarga yang lain guna memberikan bantuan pada bunda dalam
memperhatikan kemajuan bayi saat-saat kelahirannya.
Kerjasama semua pihak ini bermaksud untuk memberikan dukungan moral
bagi bunda dan anak. Akhirnya, bantuan itu akan membantu dalam meringankan
beban kontraksi serta rasa sakit ketika melahirkan. Dengan kesiapan dan
kesiagaan dari semua pihak diharapkan dapat menciptakan kelahiran yang selamat
bagi bayi yang akan menjelajahi dunia baru. Disamping itu, perlu ditekankan
pada bunda agar memberikan peran lebih kepada nalurinya melindungi bayinya pada
saat melahirkan dan memberikan peluang besar terhadap keselamatan bunda yang
sedang berjuang melawan sakit dan kematian ketika melahirkan.