Jejak Pendidikan- Manusia
diciptakan Allah sebagai makhluk yang berkebudayaan danberperadapan. Salah satu
karakteristiknya adalah adanya hasrat dan kebutuhan untuk mengembangkan budaya
bahkan mewariskannya kepada generasi sesudahnya.hal inilah yang sesungguhnya
menjadi bidang garapan dari pendidikan mulai dari bentuknya yang sederhanasampai
kepada sebuah pendidikan yang memiliki sistem yang maju, lengkap, dan
sempurna. Semakin maju suatu peradapan akan semakin maju dan sempurnahlah
sistem pendidikan yang dibentuknya yang tujuannya adalah sebagai upaya
mewariskan, mengembangkan, memelihara budaya dan peradapan itu sendiri. Setiap
budaya membentuk pola dan corak didikan yang khas.
Hal
ini dapat dipahami bahwa seorang liberalis akan membentuk pola didiakan liberal
dan akan menggiring orang lain untuk menjadi liberalis.seorang ateis akan
membentuk pola ateis untuk menjadi orang lain menjadikan ateis begitu juga seseorang yang menganut suatu keyakinan
agama akan membentuk pola didikan sesuai dengan keyakinannya.
Pendidikan
berbasis spiritual dalam tulisan ini didefinisikan sebagai konsep, sistem pendidikan
yang menekankan pada pengembangan kemampuan ruhaniyah atau spiritual dengan
standrat spiritual yang dapat dirasakan oleh peserta didik untuk meraih
kesempurnaan hidup menurut ukuran islam. Pengembangan kemampuan spiritual tidak
terbatas pada peserta didik, akan tetapi mencangkupsemua pelaju pendidikan.
Hal ini berangkat dari asumsi bahwa mendidik dan mengikuti pendidikan
adalah ibadah. Ibadah secara fungsionil bertujuan pada pencerahan spiritual.
Pendidikan
spiritual didasari oleh keyakinan bahwa aktivitas pendidikan merupakan
ibadah kapada Allah SWT. Manusia diciptakan sebagai hamba Allah yang suci dan
diberi amanah untuk memelihara kesucian tersebut. Secara umum pendidikan
spiritual memusatkan perhatiannya pada spirtualitas sebagai potensi utama dalam
menggerakkan setiap tindakan pendidikan dan pengajaran, dalam hal ini
dipahami sebagai sumber inspiratif normatif dalam kegiatan pendidikan
dan pengajaran, dan sekaligus spiritualitas sebagai tujuan pendidikan. Konsep
utama pendidikan berbasis spiritual adalah Al-Qur’an dan hadis Nabi
Muhammad SAW yakni Al-Qur’an memuat nilai dan ketentuan lengkap dalam kehidupan
manusia.
Dan
dalam hal ini posisi hadis Nabi menempati sumber kedua yang berperan sebagai
penjelas terhadap isyarat-isyarat hukum dan nilai-nilai yang terdapat dalam
Al-Qur’an. Peran Al-Qur’an dalam kehidupan ilmu dan kehidupan, hukum, sosial,
serta budaya masyarakat muslim dapat tergambarkan dalam firman Allah SWT QS. Al
Baqarah ayat 2-5:
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagianrezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Dalam ayat di atas menjelaskan pada hakekatnya
keberadaan manusia di alam dunia ini adalah untuk eribadah dan menjalankan apa
yang telah di perintahkan oleh Nya pada umatnya. Sebagai jaln petunujuk maka
diturunkannya al-Qur’an. Dan untuk mengembalikan kesadran spiritual yang dulu
sudah ada dan melaksanakan amanah. Pada ayat lain dapat kita temui tentang
hakikat hidup ini sebagai ujian. Kebenarannya pada hakikatnya hanya milik allah
dan Dia menunjukkan siapa yang dikehendakiNya dan menyesatkan siapa yang di
kehendakiNya.
Kegiatan
dan aktivitas pendidikan merupakan bagian penting dari semua tugas
penciptaan yang diamanahkan oleh Allah kepada manuasia. Dengan pendidikan
manusia dibentuk untukmenjadi khalifah, untuk memakmurkan bumi dan menjadi
hamba Allah yang sesungguhnya. Bagi hamba Allah kehidupannya merupakan
manifestasi dari tugas penghambaan ibadah untuk ridho Allah.
Secara
ilmiah kajian psikologi modern telahmengalami kemajuan yang cukup berarti
terutama tentang penyingkapan dimensi spiritualitas manusia. Kekosongan akan
makna hidup akan menyebabkan orang tidak memiliki harga diri yang kokoh dan
membuat dia tidak tahan akan penderitaan, kekurangan harta benda, maupun
penderitaan jiwa karena pengalaman hidup yang tidak sejalan dengan harapan.
Kekosongan jiwa manusia yang disebabkan oleh kegemilang harta itu terdapat
perasaan putus asa, perasaan takut yang mencekam sehingga jiwa mudah terganggu
dan sulit untuk memutuskan jalan hidupnya.
Disinilah
berperannya kedudukan imam yang dibarengi dengan berfikir dalam upaya penemuan
hakikat sebuah kebenaran yang utuh yang kalau kita lihat dengan isyarat Al-Qur’an
tentang perintah Allah untuk berfikir yang pada dasarnya bertujuan agar kita
lebih mudah untuk beriman dan tunduk ta’abud kepadaNya. Bahwa konsep pendidikan
spiritual Al-Qur’an dan hadis Nabi muhammad adalah sumber pijakan normatifnya
dan intuituf ruhaniyah serta rasionalitas empirik adalah instrumennya.
Rujukan:
Ahmad Rivauzi. Pendidikan
berbasis spiritual.Jakarta: Bumi ayu. 2007,
Haidar Putra
Daulay, Pendidikan Islam. 2004. Jakarta: Kencana,
Azra Azyumardi.
Jaringan UlamaI.1994. Bandung: Mizan,