Advertisement
Jejak pendidikan- Lingkungan merupakan salah satu pembentuk
yang dapat mempengaruhi kondisi kehamilan. Proses pertumbuhan janin ditentukan
oleh internal sang ibu, yaitu kondisi fisik atau psikisnya. Karena ibu dengan
anak (janin) merupakan satu unitas organic yang tunggal. Semua kebutuhan
ibu dan janin dipenuhi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisik
dari ibu akan mengalir pada jasad janinnya.
baca juga (Faktor pembawaan (Hereditas) yang Mempengaruhi Perkembangan Pranatal)
Unitas ini tidak hanya mengenai hal-hal
positif melainkan hal-hal negative pula. Dalam al-Quran telah menyatakan bahwa faktor
eksternal dapat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Seperti halnya ayat yang
menceritakan tentang gugurnya janin dalam Rahim ibu disebabkan oleh gonjangan
yang sangat dahsyat pada hari kiamat , yang merupakan faktor eksternal. Ayat
tersebut menyatakan:
(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.
Lebih lanjut, al-Quran juga menyatakan
bahwa ada hukum sebab akibat atau ukuran yang menentukan kesempurnaan dan
ketidaksempurnaan kandungan ibu. Dalam al-Quran dinyatakan:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh Setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; yang Maha besar lagi Maha tinggi.
Dari kedua ayat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor lingkungan tidak hanya dapat mendatangkan keguguran,
akan tetapi juga ketidaksempurnaan pada janin dalam Rahim ibu. Senyatanya kita
dapat melihat bahwa individu-individu sebagai bagian dari alam tidak dapat
melepaskan diri dari lingkungan. Bahkan sebagian ahli menyatakan, bahwa
individu tidak berarti apa-apa tanpa adanya lingkungan yang mempengaruhinya.
Terkait dengan itu, Baharuddin mengutip dari F. Patty menyatakan:
Lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar, maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita., persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya.
Faktor lingkungan ini meliputi:
a. Kondisi Emosional Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan
juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa pranatal. Hal ini
karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stress dan
emosi lain yang mendalam. Maka terjadi perubahan psikologis, antara lain
meningkatknya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormone
adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan mengakibatkan aliran darah
ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara.
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan
berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami
kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang
relative aman dan tenang. Gonjangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran premature dan penuruan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik. Oleh karena
itu, Perlakuan terhadap ibu akan berakibat terhadap tumbuh kembang anak dalam
kandungan, tidak melakukan kekerasan atau sesuatu yang dapat berdampak
menyakiti atau negative pada anak, baik itu secara psikis maupun fisik.
Rasululloh telah mensabdakannya :
Anak yang celaka adalah anak yang telah mendapatkan kesempitan di masa dalam perut ibunya. (HR. Imam Muslim).
Sehubungan dengan pentingnya kondisi
maternal ibu, al-Quran telah menyatakan kewajiban ayah untuk memberikan
dukungan kepada ibu, baik pada saat kehamilan maupun menyusui. Yang berbunyi:
…Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian…
b. Kesehatan Ibu
Penyakit yang diderita ibu hamil dapat
mempengaruhi perkembangan masa pranatal. Apalagi pemyakit tersebut bersifat
kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin,
dan sebagainya, dapat mengakibatkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian
pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan disertai dengan
gangguan kesehatan pada ibu seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak
pertumbuhan janin.
Serangan campak jerman (Campak rubella)
pada ibu hamil dipastikan 60% dapat mengakibatkan kecacatan pada anak berupa
kebutaan, ketulian, kelainan jantung, kerusakan pada system saraf pusat, serta
keterbelakangan mental dan emosional. Virus sitomegali merupakan kelompok
herpes, penyakit ini dapat menyebabkan tuli dan terardasi dalam perkembangan
kecerdasan.
c. Kebiasaan yang dilakukan ibu
Penelitian para ilmuan dalam bidang
perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim bayi dapat
belajar merasa dan mengetahui perbedaan antara terang dan gelap. Pada saat
kandungan berusia lima bulan, kemampuan merasakan stimulus telah berkembang
dengan cukup baik.
Dalam al-Quran diterangkan bahwa :
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan
ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Telinga merupakan organ pertama yang
dikaruniakan Allah pada janin, setelah peniupan roh. Janin dapat mulai
merasakan pendengaran sekitar setelah trisemester kedua (bulan ke 4,5,6). Pada
masa ini, ibu dapat menggunakan kesempatan ini dengan banyak berkomunikasi pada
anak.
Cara berkomunikasi dengan janin pun
bermacam-macam, dapat digunakan dengan sentuhan, getaran, suara, gerakan bahkan
cahaya. Ibu dapat sesering mungkin berbicara dengan anak, seperti hal nya
melibatkan anak dalam setiap aktivitas ibu. Anak biasanya akan memberikan
rangsangan atas stimulus yang diberikan ibu.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan
ibu hamil dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. kebiasaan baik sang
ibu, misalnya membaca, bisa membuat bayi tumbuh dengan minat baca yang tinggi.
Konsistensi ibu hamil yang memperdengarkan irama music atau memperdengarkan
ayat-ayat suci al-Quran akan membangun kedekatan emosional antara ibu dan bayi,
juga secara religious. Kondisi ibu yang tenang memberi pengaruh jiwa yang
tenang pada bayi dan membentuk karakter positif pada bayi.
Selama tahun delapan puluhan dan sembilan
puluhan, jurnal-jurnal ilmiah di seluruh dunia mulai menerbitkan studi-studi
yang membuktikan bahwa musik secara harfiah mengubah struktur otak yang sedang
berkembang dalam janin;
- bayi mampu mengenali dan lebih menyukai yang pertamakali mereka dengar dalam rahim ibu;
- skor IQ meningkat di kalangan anak-anak pelatihan musik secara teratur;
- terapi musik selama setengah jam sehari dapat memperbaiki fungsi kekebalan anak-anak;
- musik dapat meredakan ketegangan, mendorong interaksi sosial, merangsang perkembangan bahasa dan memperbaiki ketrampilan motorik di kalangan anak-anak.
Stimulus-stimulus yang diberikan kepada
anak selama dalam kandungan, akan mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka. Hal
ini juga mempermudah tumbuh kembang anak kelak ketika ia telah lahir. Kemampuan
dalam mengenali sekitar dan menjelahi dunia sekitar akan lebih matang. Segala
tingkah laku ibu akan memberikan efek pada perkembangan janin, maka ibu harus
senantiasa berhati-hati pada segala aktifitas yang dilakukannya.
Rujukan:
- Bunda Rezky, Be a Samart Parent Cara Kreatif Mengasuh Anak Ala Supernanny, (Jogjakarta: Galangpress, 2010).
- Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami, Menyingkap Rentang Kehidupan Manusia dari Prakelahiran hingga Pascakematian. (Jakarta: RajaGrafindo Persada : 2006).
- Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung : Mandar Maju. 2007).
- Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung : Remaja Rosdakarya : 2006).