Advertisement
Jejak Pendidikan- Berawal dari berakhirnya kekuasaan umar
II (717-720), suasana perpolitikan Dinasti Umayyah di Andalusia semakin
memanas, seperti terjadinya sebagai masyarakat tidak mau membayat zakat,
pemberontakan terjadi dimana-mana sampai pada masa kekhalifahan Yazid II dan
Hisyam I. pada masa ini pula kaum Syiah mulai melancarkan serangan secara
berlahan. ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu
kekuasaan aktual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, Khalifah
menunjuk Ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang
yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah
kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya
Hisyam (724-743) adalah khalifah yang
kuat dan efektif, yang mampu mengembalikan kerajaan pada basis ekonomi yang
lebih kuat, tetapi dia mencapai itu semua dengan menjadikan negaranya lebih
cenderung pada sentralisasi dan kekuasaaannya lebih otokratis. Ada beberapa
hal yang menyebabkan runtuhnya Bani Umayyah di Spanyol di antaranya adalah
faktor intern (dalam) dan ekstern (luar), berikut ini:
A. Faktor dari dalam (intern)
1. Tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan
Dalam hal ini menyebabkan terjadinya
persaingan tidak sehat di antara kalangan keluarga istana. Yaitu perebutan
kekuasaan di antara ahli waris. Dan Ketika kekhalifahan Hisyam ibn Hakam,
timbulnya perselisihan di kalangan pejabat tinggi Negara dan orang istana,
sehingga terpecah menjadi dua kelompok; kelompok militer yang didominasi oleh
Slav dan kelompok sipil dengan tokohnya al-Hajib al-Mansur yang didukung oleh
menterinya.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa
kekhalifahan sebaiknya diserahkan kepada pamannya Hisyam, al-Mughirah ibn
Abdurrahman al-Natsir. Sementara kelompok sipil mengharapkan kekhalifahan
dipegang oleh Hisyam, agar kendali pemerintahan tetap dipegangn oleh para
penguasa bersama khalifah Hisyam kecil itu. Dari perdebatan tersebut
menyebabkan terbunuhnya al-Mughirah yang diduga pembunuhnya dari pihak sipil.
Granada yang merupakan pusat kekuasaan
Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinan dan Isabella, di antaranya
juga disebabkan permasalahan ini. Dari perselisihan tersebut memberikan peluang
bagi mereka untuk melancarkan serangan mereka.
2. Tidak adanya ideologi pemersatu
Dengan ini terjadi konflik politik,
sehingga timbulnya kelompok oposisi. Persaingan terjadi antara Arab Utara
dengan Arab Selatan, di samping itu pula timbulnya kerajaan kecil (Muluk
al-Thawaif), mengakibatkan terjadi pemberontakan dimana-mana dan pengacauan
politik. Kelompok tersebut mengadakan pemberontakan yang berdampak bagi
stabilitas politik kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol.
Kalau di tempat-tempat lain para muallaf
diperlakukan sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik
yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah
menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka
masih memberi istilah 'ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibat dari kelompok – kelompok etnis
tersebut yang non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal
itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut.
Hal ini menunjukan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan,
disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu.
3. Para penguasa islam cukup puas dengan
menerima upeti dan tidak melakukan islamisasi secara sempurna
Tidak hanya itu dilakukan pemerintahan
tersebut akan tetapi ketika melakukan islamisasi membiarkan mereka
mempertahankan hukum dan adat kebiasaan orang nasrani.
Akibatnya dengan kehadiran bangsa Arab
menimbulkan rasa iri dan membangkitkan rasa kebangsaan bangsa spanyol yang
Kristen. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
itu, untuk berupaya semaksimal mungkin untuk mengadu domba sesama muslim.
B. Faktor dari luar (ekstern)
1. Timbulnya semangat orang-orang Eropa
untuk menguasai kembali Andalusia
Hal ini merupakan keinginan bangsa Eropa
yang sudah lama terpendam, mereka ingin merebut kembali tanah air mereka dari
tangan penguasa muslim. akan tetapi keinginan mereka masih belum terlaksana,
karena islam pada waktu itu mempunyai kekuatan besar. Ketika kekuatan islam
melemah, ini merupakan kesempatan emas bagi sekelompok komunitas yang tidak
senang dengan kedatangan islam.
Beberapa daerah belum dikuasai Islam Berawal dari saat Thariq dan Musa ketika
menaklukkan wilayah Andalusia karena ada perintah untuk segera pulang sehingga
menyebabkan mereka tidak berhasil untuk menaklukkan daerah yang terletak di
Barat Laut.
Penyebab keruntuhan dan kehancuran
kekuasaan islam di Andalusia disebabkan ada beberapa daerah yang belum diduduki
sepenuhnya waktu ekspansi islam seperti daerah Galicia. Daerah tersebut menjadi
pusat Kristen. Yang kemudian berdirinya kerajaan Castile dan Aragon yang
menjadi basisnya Kristen untuk menyerang kaum muslim dalam rangka menguasai
wilayah kekuasaannya.
Daerah tersebut dijadikan benteng
pertahanan, pelatihan dan sekolah siasat yang dipersiapkan untuk perlawanan
dikemudian hari, dan dari benteng tersebut dikomando upaya untuk memecahkan
belah persatuan dan kesatuan umat islam, bahkan sering menyerang saat ada
kesempatan.
2. Konflik Islam dengan Kristen
Dalam pertempuran tersebut Ferdianan dan
Isabella melibatkan diri bersama 5.000 peronil dengan mendengungkan perang
suci. Serangan ini dipelopori oleh raja Ferdinan dari Arogon dan Isabela dari
Castila. Akibat konflik itu runtuhnya benteng Al-Hambra yang direbut oleh
kristen. Dengan kemenangan mereka itu dari pihak Kristen merayakan kekalahan
islam terakhir di spanyol The Deum, sebuah Hyne rasa syukur yang dinyanyikan di
Cathedral St. Paul di London.
Granada saat itu semasa dinasti Nasr,
yang dipimpin oleh Maula Ali Abi al-Hasan yang merasa cemas dengan kombinasi
antara kerajaan Castile dan Aragon. Sehingga terjadilah perang dingin dengan
kaum Nasrani.
al-Hasan sendiri wafat, diracun oleh
anaknya, Abdullah dan kekuasaan dipegang saudaranya, al-Zaghlul (al-Zaghal) Jatuhnya
Granada ketangan Kristen, pendeta Kristen memberikan pilihan kepada umat muslim
dan Yahudi, yakni pindah agama atau tinggal di wilayah itu. Dengan demikian
“salib telah menyingkirkan bulan sabit”. Artinya adalah kekuasaan islam telah
dikalahkan oleh kekuasan Kristen.
3. Kesulitan ekonomi
Masa-masa runtuhnya Bani Umayyah ini, disebabkan
para penguasa lebih mementingkan pembangunan, sehingga lalai membinaan
perekonominan. Di samping itu pula diakibatkan oleh etnis-etnis non –Arab
sering menjadi perusak dan menggrogoti perdamaian, sehingga mempengaruhi
terhadap kondisi perekonomian.
Akibat dari pembangunan bidang fisik
untuk keindahan kota dan peningkatan ilmu pengetahuan yang terlalu serius telah
melalaikan pembangunan bidang perekonomian yang menjadi pendukung perekonomian
persatuan dan kesatuan. Akibatnya perekonomian yang lemah itu, juga menyebabkan
kondisi politik dan militer tak menentu.
Rujukan:
- Karen Amstrong, 2002. Islam: A Short History; Sepintas Sejarah Islam. Surabaya. Ikon Teralitera.
- M. Abdul Karim,. 2007. Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
- Ahmad Akbar. 2002. Rekonstruki Sejarah Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
- badri Yatim,. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Grafindo Persada