Advertisement
Jejak Pendidikan- Faktor lain yang cukup berpengaruh
terhadap perkembangan masa pranatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena
janin yang sedang berkembang sangat bergantung pada gizi ibunya, yang diperoleh
melalui darah ibunya. Oleh sebab itu, makanan ibu harus mengandung cukup
protein, lemak, vitamin, dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat.
baca juga (Faktor pembawaan (Hereditas) yang Mempengaruhi Perkembangan Pranatal)
Islam mengajarkan umatnya supaya memakan
makanan yang halal dan baik, yang di dalam al-Qur‟an dikenal dengan istilah halalan
Tayyiban. Halal berarti boleh dimakan berdasarkan hokum islam, thayyibah
berarti baik dan sesuai. Dengan demikian, ungkapan halal lagi baik dapat
diartikan sebagai halal lagi pula bergizi.
Jika ibu kurang memiliki asupan gizi dari
yang seharusnya, terutama pada trisemester ketiga, dia dapat melahirkan bayi
yang memiliki ketahanan fisik untuk hidup yang rendah. Makanan suplemen yang
baik dapat membantu mengurangi cacat pada bayi. Misalnya asam folik dapat
mencegah Sumbing tulang belakang (spina bifina). Bayi yang kurang gizi
juga kurang responsive dan dapat mempengaruhi perkembangan social dan
emosional. Pemilihan makanan yang seimbang pada ibu hamil akan membantu ibu dapat
menjaga kesehatan jabang bayi. Pemenuhan vitamin serta makanan tersebut
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat membantu pertumbuhan tulang, daging
serta kecerdasan otak anak.
baca juga (Faktor lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Pranatal)
Tingkat kecerdasan dan kemampuan bernalar
seseorang sangat ditentukan oleh factor-faktor genetis yang bersangkutan,
meskipun banyak factor yang berkaitan dan berpengaruh dalam perkembangannya.
Dalam kenyataanya keperluan setiap unit bobot tubuh akan zat gizi esensial
adalah lebih penting pada masa bayi dibandingkan dengan masa lain selama
kehidupannya setelah lahir.
Beberapa zat gizi yang memiliki kaitan
erat dengan proses pertumbuhan dan perkembangan otak antara lain: karbohidrat,
protein dan mineral (terutama mineral FE). Secara garis besar penyediaan gizi
karbohidrat yang cukup akan mampu memenuhi kebutuhan sel dari segi penyediaan
energy (kalori). Zat gizi protein lebih berfungsi sebagai zat pembangunan
zat-zat sel otak penumbuh kembang jaringan otak. Sementara keberadaan mineral
FE lebih berperan sebagai penyedia saran pengangkut oksigen untuk keperluan
aktivitas sel, dalam bentuk hemoglobin. Ketersediaan ketiga unsur gizi pokok
yang merupakan bagian vital dalam proses biokimia dan aktivitas sel otak ini
harus terpenuhi bila diinginkan suatu pertumbuhan atau perkembangan sel-sel
otak secara sempurna.
Diriwayatkan bahwa suatu hari Nabi
Muhammad saw mengunjungi salah seorang sahabatnya. Dirumah sahabatnya itu Nabi menyaksikan
anak sang sahabat meloncat-loncat sambil menginjak bahu dan kepala bapaknya.
Lalu Nabi mencari tahu mengapa si anak bisa berperilaku seperti itu kepada sang
sahabat. Kata Nabi, „ Apakah ada sesuatu makanan yang keliru masuk ke perut
istrimu saat sedang mengandung ? “Benar”, jawab sahabatnya. Ketika sang istri
mengandung, ia memberi sebiji korma yang diambil dari sebuah kebun tanpa seizin
pemiliknya. Nabi mengangguk-ngangguk ketika mendengar penuturan tersebut.
Hadist di atas membuktikan pada kita
bahwa makanan yang masuk dalam diri ibu hamil akan memberikan pengaruh baik itu
secara positif maupun secara negative. Maka dari itu perlunya penjangaan ibu
dari segala macam makanan yang tidak ada kejelasan (Syubhat), apalagi
haram. Karena hal tersebut akan berpengaruh pada tingkah laku anak. Jika anak
diberikan makanan yang haram, maka anak akan lebih cenderung mendekati segala
sesuatu yang haram.
Rujukan:
Samsul Munir Amin, Menyiapkan Masa
depan Anak Secara Islami,( Jakarta : Amzah, 2007).
Laura Jane Harper, dkk, Pangan Gizi
dan Pertanian, (Jakarta : Garamedia, 1985).