Advertisement
Jejak Pendidikan- Setiap
pendidikan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan dari pendidikan
s3ks bukanlah mengisi pikiran remaja dengan pengetahuan jenis kelamin dan
penjelasan hubungan suami istri semata. Dapat ditegaskan bahwa tujuan
pendidikan s3ks tidak hanya mengajarkan remaja untuk mengerti dan paham
serta mampu mempraktekan hubungan s3ksual, akan tetapi tujuan pendidikan
s3ks adalah untuk memberikan “benteng” kepada remaja, atau untuk mencegah
“penyalahgunaan” organ s3ks yang dimilkinya. Singkatnya untuk menjamin
kestabilan masyarakat dari kerusakan kerusakan yang ditimbulkan oleh
penyimpangan-penyimpangan dalam masalah s3ks.
Tujuan
pendidikan s3ks untuk secara garis besar adalah:
- Membantu anak mengetahui topik-topik biologis, seperti pertumbuhan, masa puber, kehamilan, dan menyusui.
- Mencagah anak-anak dari tindakan kekerasan s3ksual.
- Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan akibat tindakan s3ksual.
- Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan.
- Mendorong hubungan sosial yang baik antarlawan jenis.
- Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan s3ksual (s3xual intercourse).
- Mengurangi kasus infeksi kelamin melalui s3ks.
- Membantu pemahaman tentang peran laki-laki dan perempuan dalam relasi suami-istri dan dalam pergaulan di masyarakat
Tujuan
tersebut diharapkan agar remaja bertingkah laku sesuai dengan
ajaran agama serta kesucian yang ada dalam dirinya, terutama yang menyangkut
tentang hubungan s3ksual. Atau dengan kata lain bahwa kerangka tujuan
pendidikan s3ks adalah agar dalam diri remaja tertanam kesadaran tentang dosa
dan penyesalan apabila melanggar kaidah yang ditetapkan. Hasan Hathout
mengatakan :
s3ks
harus diajarkan kepada remaja-remaja dengan cara sesuai dengan
pertumbuhan usia mereka baik oleh keluarga maupun sekolah. Kami
menekankan ini harus dilakukan dalam konteks ideologi Islam dan
ajaran Islam yang menyeluruh (kafah), agar para remaja disamping
mendapatkan pengetahuan psikologis yang benar, menjadi sadar
sepenuhnya atas kesucian hubungan s3ksual dalam Islam dan dosa besar
utama dalam pandangan Allah.
Hathout
memberikan penekanan pada tujuan pendidikan s3ks, sebagai
sebuah pegangan atau benteng untuk para generasi muda dalam bertingkah laku
sesuai dengan kesucian yang ada dalam dirinya, terutama yang menyangkut
tentang hubungan s3ksual, sehingga dalam dirinya tertanam kesadaran tentang
dosa dan hukuman apabila melanggar.
Pendidikan
s3ks adalah bagian dari pendidikan akhlak, karena istilah
pendidikan s3ks (s3x
education) tidak dikenal
dalam sistem pendidikan Islam.
Hal ini tidak mengindikasikan bahwa Islam tidak mengenal pendidikan s3ks.
Pendidikan s3ks Islam tersebar dan dibahas bersamaan dengan pendidikan yang
lainya, seperti ibadah, akhlak serta akidah.
Tujuan
pendidikan s3ks untuk pembentukan akhlak dan budi pekerti yang
menghasilkan orang-orang bermoral sesuai dengan ajaran Islam, serta sebagai
usaha pencegahan dari penyimpangan-penyimpangan s3ksual dalam masyarakat.
Tujuan
akhir pendidikn s3ks adalah seperti tujuan awal penciptaan manusia, yaitu
untuk menyembah kepada Allah SWT, dalam rangka insan kamil sehingga
kebahagiaan di dunia dan akhirat tercapai.
Rujukan:
Hasan
Hathout, Revolusi S3ksual
Perempuan: Obsesi dan Genekologi Dalam Tinjauan
Islam, Bandung: Mizan, 1994.
Marzuki
Umar Sya’abah, Perilaku S3ks
Menyimpang dan S3ksualitas Kontemporer
Umat Islam, Yogyakarta: UII Press Yogyakarta, 2001.
Ahmad
Azhar Abu Miqdad, Pendidikan
S3ks Bagi Remaja, Yogyakarta: Mitra Pustaka,
2000.
Ma’ruf
Zuraeq, Pedoman Mendidik
Remaja Menjadi Sholeh dan Shalihah, “Kaifa
Nurobbi Abnaana”, Yogyakarta: Bintang Cemerlang, 2001.