Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Dasar Pendidkan Seks

Jejak Pendidikan- al-Quran merupakan pedoman bagi umat Islam di dunia. Substansi ajaran Islam (shari‘ah) sudah mengakomodir secara sempurna terhadap kehidupan manusia dengan berbagai kompleksitasnya, termasuk perkara sensasi manusia.
Salah satunya yaitu keterangan mengenai pendidikan seks. guna membimbing manusia terkait dengan seksual sebagai fitrah baginya, dan bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan fitrah tersebut menurut Islam. Demikian juga agar manusia dapat menghindari seksual terlarang sekecil apapun, dan menutup kemungkinan penyebab terjadinya seksual terlarang. Sehingga kesucian dan kehormatan dirinya dan orang lain dapat terjaga dengan baik. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Al-Mu’minun 12-14: 

Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (QS Al-Mu’minun 12-14).

dasar pendidikan seksDan dasar pendidikan seks selanjutnya dalam firman Allah SWT dalam QS Al-Isra 32:
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (QS Al-Isra 32).

Ayat di atas dapat di simpulkan bahwa pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, serta peraturan hukum agama agar tidak terjadi penyalahgunaan alat reproduksi tersebut. Pendidikan seks juga tidak hanya semata-mata mengajarkan tentang masalah bersenggama, fungsi-fungsi organ dan kesehatannya saja melainkan disertai dengan penguatan agama, tentang larangan yang telah diharamkan dalam hukum islam, dan aturan-aturan yang telah ada agar tidak terjadinya perilaku penyimpangan seksual bagi para remaja maupun umat muslim lainnya.

Pendidikan seks ini berusaha mengenal penciptaan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan dalam rangka saling mengenal menuju ketakwaan kepada Allah. Pendidikan seks dapat memberikan pemahaman seseorang pada lawan jenisnya, bahwa manusia (laki-laki dan perempuan) memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah, dan yang membedakan keduanya secara fisik hanyalah bentuk anatomi tubuh beserta fungsi reproduksinya saja. 

Pada wilayah domistik dan publik, kedua jenis kelamin ini harus saling melengkapi, menyempurnakan, dan mencintai untuk membangun keharmonisan hidup bersama dalam keluarga dan masyarakat. Hal yang hingga kini masih sering terjadi adalah penghargaan dan penghormatan yang rendah terhadap kaum perempuan. Mereka dianggap manusia kelas dua karena diciptakan dari tulang rusuk laki-laki sehingga secara kodrati dinilai tidak mungkin disejajarkan dengan kaum laki-laki.

Hadirnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, termasuk kaum perempuan. Islam mengangkat derajad perempuan dari keterpurukan sistem sosial yang tidak memihak terhadap mereka, baik di kalangan bangsa Arab dan lainnya. Salah satu contoh kongkretnya Allah menghendaki apresiasi dengan penamaan salah satu surat dalam al-Qur’an dengan nama al-Nisa’ (kaum perempuan), dan tidak ada surat al-Qur’an bernama al-Rijal (kaum laki-laki). 

Banyak ayat al-Qur’an dan hadis Nabi SAW yang memberikan tuntunan untuk pemberlakuan adil terhadap perempuan, juga menyangkut kewajiban serta hak-haknya baik untuk kehidupan dunia dan Laki-laki dan perempuan adalah manusia yang diciptakan Tuhan dengan keunikan tersendiri sebagai pasangan untuk saling melengkapi satu sama lainnya.

Laki-laki tidak akan berarti tanpa peranan perempuan dalam kehidupnya, demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan oleh al- Qur’an sama-sama diberikan hak dan kewajiban untuk menciptakan suatu keseimbangan hidup dengan kodrat masing-masing. Idealnya laki-laki dengan kodratnya menjadi pemimpin bagi perempuan, sebagaimana Rasulullah SAW memimpin keluarga dan umatnya.