Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

Iklim Kerja

Jejak Pendidikan- Iklim kerja sebagai suatu konsep yang mereflesikan isi dan kekuatan nilai-nilai umum, norman, sikap, tingkah laku, dan perasaan anggota terhadap suatu sistem. Iklim kerja disekolah diidentifikasikan sebagai perangkat atribut yang memberi warna atau karakter, spirit, etos, suasana batin, dari setiap sekolah secara operasional, sebagaimana halnya pengertian iklim pada cuaca, iklim kerja di sekolah diukur dengan menggunakan rata-rata dari persepsi komunitas sekolah terhadap aspek-aspek yang menentukan lingkugan kerja.

Menurut Litwin dan Stringer dalam Hoy dan Miskel (2008:198), iklim kerja adalah seperangkat sifat terukur dari lingkungan kerja, berdasarkan persepsi kolektif masyarakat yang tinggal dan bekerja di lingkungan dan terbukti mempengaruhi tingkah laku mereka. Hal ini berarti Iklim kerja sekolah yang kondusif akan berdampak pada kinerja guru. Hal tersebut
mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru. 

Menurut Roche dalam Daryanto, (2015:10), iklim kerja adalah sebagai hubungan antara personil, sosial dan faktor–faktor kultural yang mempengaruhi individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah. Menurut Marzuki dalam Supardi (2014:121), iklim kerja sekolah adalah keadaan sekitar sekolah dan suasana yang sunyi dan nyaman yang sesuai dan kondusif untuk pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi akademik. Sedangkan menurut Creamers dan Scheerens dalam Supardi (2014:121), iklim kerja sekolah merupakan, suasana yang terdapat di dalam suatu sekolah. 
Iklim Kerja


Iklim kerja sekolah menggambarkan keadaan warga sekolah tersebut dalam keadaan riang dan mesra ataupun kepedulian antara satu sama lainnya. Hubungan mesra pada iklim kerja sekolah terjadi karena disebabkan terdapat hubungan yang baik di antara kepala sekolah, guru, dan diantara guru dan peserta didik. Dengan demikian iklim kerja yang kondusif dengan menciptakan hubungan yang baik antara kepala sekolah, guru, dan diantara guru dan peserta didik merupakan aspek penting dalam meningkatkan kinerja guru.

Dapat disimpulkan iklim kerja sekolah adalah berkaitan dengan sifat-sifat atau ciri yang dirasa dalam sebuah lingkungan kerja sekolah, dan timbul karena adanya kegiatan yang dilakukan secara sadar atau tidak, dan dianggap mempengaruhi tingkah laku kemudian dengan kata lain iklim dapat dipandang sebagai keperibadian organisasi seperti yang dilihat oleh para anggotanya.

Suharsaputra (2010 : 30) menyatakan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi iklim kerja sekolah yang kondusif, yaitu:
  1. Penenpatan personalia,
  2. Pembinaan antar hubungan dan komunikasi,
  3. Dinaminisasi dan penyelesain konflik,
  4. Pemanfaatan informasi,
  5. Peningkatan lingkungan kerja serta lingkungan belajar.


Proses komunikasi merupakan faktor yang sangat esensial untuk terciptanya iklim kerja yang kondusif. Secara kodrat manusia satu sama lain saling berhubungan dam membutuhkan, dimana hal ini dapat terwujud melalui proses komunikasi. Proses komunikasi berfungsi mengikat masing-masing anggota sekolah menjadi satu bagian yang integral, utuh dan bersatu. Ikatan yang tebentuk karena komunikasi yang harmonis dan lancar dapat mendorong semangat kerjasama dan menumbuhkan sikap peduli dengan lingkungan kerja, semua itu mempengaruhi iklim kerja sekolah. Tanpa komunikasi pikiran kita tidak dapat mengembangkan sikap alami manusia yang asli tetapi tetap dalam keadaan yang tidak normal dan sikap yang lebih kasar. Kutipan ini mengisaratkan supaya setiap komponen sekolah membuat satu sistem komunikasi kerjasama yang harmonis sehingga tercipta iklim kerja yang kondusif dan harmonis.

Berdasarkan uraian pendapat tersebut, pengertian iklim kerja adalah kondisi lingkungan kerja yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh guru dalam melaksanakan tugas di sekolah. Adapun indikator untuk mengukur iklim kerja disekolah dapat dilihat berdasarkan aspek – aspek antara lain yaitu:
  1. Hubungan antara atasan dengan bawahan,
  2. Hubungn antara sesama anggota organisasi,
  3. Tanggung jawab,
  4. Imbalan yang adil,
  5. Pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar, dan
  6. Keterliabatan pegawai dan partisipasinya.