Advertisement
Jejak Pendidikan- Kreativitas anak usia dini dalam masa perkembangannya akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang bersifat eksternal maupun yang bersifat internal.
Hildayani (Wiyani, 2014:16) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas anak usia dini diantaranya yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak seperti faktor biologis dan fisiologis. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya seperti faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diuraikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas anak usia dini yaitu:
1. Faktor Internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak yang dapat mempengaruhi kreativitasnya yaitu:
Pertama, Faktor biologis yaitu perkembangan kreativitas anak dipengaruhi oleh gen yang diwarisi oleh kedua orang tuanya. Selain menghasilkan kesamaan fisik, genetik juga dapat menghasilkan ciri-ciri psikologis seperti bakat dan kecerdasan. Bakat dan kecerdasan diyakini dapat mempengaruhi kreativitas anak. Biasanya anak yang berbakat dan memiliki kecerdasan tinggi akan menujukkan kreativitas yang baik dibandingkan anak yang tidak berbakat dan memiliki kecerdasan rendah.
kedua, Faktor fisiologis. Kesehatan memiliki pengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak. Sehat dan aktifnya indera pada anakanak akan berpengaruh pada perilaku dan suasana hatinya. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang sehat akan menunjukkan kreativitas yang lebih baik dan sebaliknya jika anak mengalami kesehatan yang buruk dan kondisi tidak sehat disebabkan karena penyakit atau kecelakaan dapat menghambatnya perkembangan kreativitasnya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan anak yang dapat mempengaruhi perkembangan kreativitasnya yaitu:
Pertama, Lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempunyai peran penting dalam mendidik anak. Pola asuh yang diterapkan orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Pola asuh otoriter orang tua yang mengekang kebebasan anak untuk mengembangkan dirinya secara utuh seperti melarang anak bermain, serba membatasi, dan memaksa anak untuk menuruti perintah orang tua justru akan menjadikan anak kurang memiliki inisiatif dan tidak percaya diri sehingga dapat menghambat kreativitasnya. Sebaliknya, jika seorang anak dibiasakan dengan pola asuh yang demokratis dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, mendengarkan pendapat, dan memberikan kesempatan yang luas kepada anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan minatnya maka anak akan tumbuh menjadi sosok yang kreatif, terbuka, penuh inisiatif dan percaya diri.
kedua, Lingkungan sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan terpenting setelah di keluarga. Di sinilah pertama kalinya anak mengenal dunia luar dengan ruang lingkup yang lebih besar dari rumahnya. Lingkungan sekolah ini tentunya lebih beragam dan kompleks. Segala sesuatu yang ada di lingkungan sekolah dapat mempengaruhi kreativitas anak, seperti guru dengan segala potensinya, banyaknya teman sebaya, sistem pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Di sekolah anak banyak memperoleh kesempatan untuk belajar, bermain, dan berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga proses inilah yang dapat mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kreativitas anak. Proses pendidikan di sekolah tentunya tidak terlepas dari peranan guru, jadi stimulasi yang diberikan guru juga dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Contohnya, apabila guru menyajikan kegiatan yang menarik dan menyenangkan serta memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan kegiatan sesuai dengan keinginannya, maka pada saat itu anak memiliki peluang untuk mengekspresikan ide-idenya sehingga dapat memupuk potensi kreatif mereka.
Selain itu, perilaku yang ditampilkan teman sebaya dapat mempengaruhi kreativitas anak, apabila teman sebaya menunjukkan sikap memusuhi akan menghambat kreativitasnya. Dan sebaliknya, apabila teman sebaya menunjukkan sikap bersahabat maka anak akan memperoleh rasa aman dan memulai segala aktivitas dengan perasaan menyenangkan sehingga dapat memicu tumbuhnya kreativitas anak.
Selanjutnya, pembelajaran di sekolah juga memiliki andil dalam menentukan pengembangan kreativitas anak. Dunia anak adalah dunia bermain. Belajar melalui bermain memberikan wadah dan kesempatan yang luas pada anak untuk bereksplorasi memenuhi rasa keingintahuannya, anak dapat bereksperimen dengan ide-idenya baik menggunakan alat permainan ataupun menggunakan media yang lain untuk menciptakan suatu karya sesuai dengan keinginannya.
Perkembangan kreativitas juga dapat dilihat pada saat anak bermain dengan memanfaatkan atau menggunakan berbagai bahan dan alat permainan. Dengan demikian, tersedianya berbagai sarana bermain juga turut mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, terutama sarana bermain yang dapat diubah, dimodifikasi, maupun dibentuk oleh sehingga dapat mengasah pikirannya dalam berkreativitas.
ketiga, Lingkungan masyarakat. Faktor budaya, kebiasaan, agama, dan keadaan demografi yang ada pada suatu masyarakat diakui atau tidak memiliki pengaruh dalam perkembangan kreativitas anak. Misalnya anak yang tinggal di kota perkembangan kreativitasnya akan berbeda dengan anak yang tinggal di desa.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, ternyata lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas pada anak. Anak akan mampu mengembangkan kreativitasnya dengan dukungan atau dorongan dari lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah. Melalui stimulasi yang diberikan guru serta penyediaan sarana dan prasarana, memberikan kesempatan pada anak untuk aktif mengembangkan dirinya secara utuh menjadi sosok yang kreatif.