JEJAK
PENDIDIKAN- Langkah-langkah Pembangunan Emotional Spiritual Quotient (ESQ)
Menurut Ary Ginanjar Agustian
d. Social
Strength (Ketangguhan Sosial)
1) Zakat
(Strategic Collaboration)
Ketangguhan sosial
dapat dilakukan dengan melaksanakan zakat. Zakat adalah suatu bentuk “pertahanan
aktif” dari dalam keluar. Prinsip zakat adalah memberi kepada lingkungan sosial
sebagai salah satu modal awal untuk membentuk suatu sinergi dalam rangka membangun
ketangguhan sosial. Sinergi adalah kerja
http://fahrizal91.blogspot.co.id/ |
sama antara
seseorang atau kelompok orang dengan orang lain atau dengan kelompok lainnya
dengan menghargai berbagai perbedaan yang ada. Zakat akan menghasilkan sikap
kompromi sehingga masing-masing pihak akan mampu merasakan apa yang diinginkan dari
pihak lainnya (empati). Apabila sikap tersebut telah menjadi suatu kebiasaan,
maka niscaya akan mampu menciptakan suatu sinergi yang sangat luas dengan
lingkungan di sekitarnya.
2)
Aplikasi Total (Total Action)
Haji merupakan suatu
lambang dari puncak “ketangguhan pribadi” dan puncak dari “ketangguhan sosial”.
Haji adalah sublimasi dari keseluruhan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) berdasarkan
nilai-nilai ihsan, rukun iman, dan rukun Islam. Dan haji merupakan perwujudan
akhir dari langkah-langkah rukun
Islam. Secara
prinsip haji merupakan suatu konsep berpikir yang berpusat kepada Allah.,
dimana segala pemikiran tidak lagi berprinsip kepada yang lain. Prinsip ini
menghasilkan suatu ketangguhan jiwa yang luar biasa. Secara sosial haji erupakan simbol dari kolaborasi yang
tertinggi, yaitu suatu pertemuan pada skala tertinggi, dimana seluruh umat
Islam sedunia melaksanakan langkah yang sama, dengan landasan prinsip yang
sama. Ini contoh ketangguhan sosial yang sesungguhnya. Jika dapat mengetahui
makna dari setiap ritual ibadah haji,
maka akan
mendapatkan hikmah yang luar biasa. Berikut adalah nilai-nilai Hikmah yang terkandung dalam ibadah haji:
a) Ihrom, merupakan proses zero mind
proccess,
b) Thawaf, menunjukkan komitmen dan
integritas kepada Allah Yang Maha Esa,
c) Sa’i melambangkan sebuah perjuangan
manusia di dalam mencari ridha Allah SWT,
d) Wukuf, merupakan waktu untuk evaluasi
dan visualisasi yang dilaksanakan dan ditransformasikan secara fisik.
e) Lontar Jumrah, menunjukkan tantangan
yang harus dihadapi oleh manusia,
f) Jamaah Haji, menunjukkan adanya
sinergi dan kolaborasi.
g) Qurban, melambangkan tingkat
kepasrahan/ berserah diri, hanya kepada Allah segala keikhlasan jiwa dan raga.
h) Ka’bah, sebagai pusat jiwa.
Semua rangkaian
perjalanan ibadah haji dari awal hingga akhir melambangkan kehidupan perjalanan
manusia di mana terdapat tantangan dan perjuangan, sehingga melahirkan orang-orang
yang mempunyai visi (visioner). Dari rangkaian seluruh ibadah tersebut
akan menghasilkan suatu paradigma yang kuat atau bangunan mental yang terpatri
kuat di dalam hati tentang makna kehidupan yang sebenarnya.[1]
[1]
Ary
Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:
Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam..., hlm.
237 – 244.