Advertisement
JEJAK PENDIDIKAN- PERBAIKAN KURIKULUM
A. LATAR BELAKANG
http://fahrizal91.blogspot.co.id/ |
Salah
satu penyebab perubahan dalam dunia terjadi akibat perkembangan teknologi yang
sangat pesat, dan perkembangan teknologi tersebut sangat berpengaruh dalam
dunia pendidikan dan lapangan kerja. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi
selain perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh
perkembangan yang luar biasa dalam ilimu pengetahuan, psikologi, dan
tansformasi nilai-nilai budaya, dan hal ini berdampak pada perubahan cara
pandang manusia terhadap dunia pendidikan, perubahan peran orang tua, guru atau
dosen.
Kemerosotan
pendidikan di Indonesia sudah terasa bertahun-tahun dan untuk kesekian kalinya
kurikulum di tuding sebagai penyebabnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
perubahan kurikulum mulai dari kurikulum 1975 di ganti dengan kurikulum 1984,
kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994 dan seterusnya hingga sekrang
kurikulum berbasis kompetensi yang di kenal dengan kurikulum 2004.
Perubahan
kurikulum seharusnya merupakan upaya perbaikan dalam konsep pendidikan,
perundang-undangan, peraturan dan pelaksanaan pendidikan serta
menghilangkan praktik-praktik pendidikan
dimasa lalu yang kurang baik untuk di masa mendatang.
BAB
II
PERBAIKAN
KURIKULUM
Perubahan
kurikulum adalah upaya perbaikan pada bidang pendidikan, perubahan atau
reformasi dalam kurikulum diibaratkan sebagai pohon yang terdiri dari empat
bagian yaitu akar, batang, cabang, dan daun.
Akar
reformasi adalah cara hidup masyarakat dan ini merupakan landasan folosofis,
dan akar reformasi adalah masalah
sentralisasi atau pemerataan-mutu dan siklus politik pemerintahan setempat,
sedangkan yang menjadi batang adalah berupa mandate dari pemerintah dan standar-standarnya
tentang struktur dan tujuannya, sedangkan yang menjadi cabang reformasi adalah
manajemen dan yang menjadi daun-daun reformasi adalah keterlibatan orang tua
peserta didik dan masyarakat untuk menentukan misi sekolah yang dapat di terima
dan bernilai bagi masyarakat.
A.
LANDASAN PERBAIKAN KURIKULUM
Kemerosotan
pendidikan kita sudah terasa selama bertahun-tahun, untuk kesekian kalinya
kurikulum di tuding sebagai penyebabnya, hal ini tercermin dengan adanya upaya
mengubah kurikulum mulai dari kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum1984,kemudian
diganti dengan kurikulum 1994 sampai dengan kurikulum 2004 yang terkenal
sekarang adalah kurikulum berbasis kompetensi.
Perubahan kurikulum adalah upaya perbaikan
pada bidang pendidikan, perubahan atau reformasi dalam kurikulum diibaratkan
sebagai pohon yang terdiri dari empat bagian yaitu akar, batang, cabang, dan
daun. Akar reformasi adalah cara hidup masyarakat dan ini merupakan landasan
folosofis, dan akar reformasi adalah
masalah sentralisasi atau pemerataan-mutu dan siklus politik pemerintahan
setempat, sedangkan yang menjadi batang adalah berupa mandate dari pemerintah
dan standar-standarnya tentang struktur dan tujuannya, sedangkan yang menjadi
cabang reformasi adalah manajemen dan yang menjadi daun-daun reformasi adalah
keterlibatan orang tua peserta didik dan masyarakat untuk menentukan misi
sekolah yang dapat di terima dan bernilai bagi masyarakat.
Perubahan
kurikulum sebaiknya melihat keperluan masa depan serta menekan kan kembali pada
bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-penyimpangan
dan praktek yang salah sehingga reformasi berimplikasi pada mengubah sesuatu
untuk mengilangkan yang tidak sempurna menjadi lebih sempurna.
1. Pelaksanaan
kurikulum dewasa ini.
Kurikulum
memang pernah stastis, melainkan senantiasa berubah dan bersifat dinamis.
Betapapun kita menghendaki kurikulum berada dalam keadaan tetap sebagaimana
yang telah di gariskan dalam pedoman kurikulum ntuk semua jenjang pendidikan
namun adanya berbagai pengaruh dan tantangan, baik yang timbul dari system
pendidikan maupun yang timbul dari luar pendidikan menyebabkan kurikulum yang
ada harus menyesuaikan diri agar mampu memenuhi permintaan dari semua dimensi
kehidupan.
2. Tantangan-tantangan
yang dihadapi kurikulum.
Berbagai
tantangan yang di hadapi system pendidikan berati merupakan tantangan juga bagi
sistem kurikulum pada semua jenjang pendidikan, baik formal maupun informal.
Dintara masalah yang dihadapi adalah:
a. Masalah
mutu pendidikan.
Kurikulum
hendaknya merupakan senjata yang ampuh dalam upaya meningkatkan mutu sumberdaya
manusia. Ada dua pendapat dalam masalah mutu pendidikan disekolah dewasa ini
yaitu:
Ø Satu
pihak berpendapat bahwa mutu pendidikan kita menurun, bahkan lebih menurun di
badingkan sepuluh tahun yang silam, alasannya adalah dilihat dari kecakapan dan
kepandaian berhitung, kemampuan membaca kurang, tidak dapat bekerja
keterampilan dan pengetahuan sangat kurang, lemah bertanggung jawab dan
sebagainya.
Ø Pendapat
yang lain adalah Mutu pendidikan kita jauh lebih tinggi, alasanya adalah
pengetahuan para lulusan berhubung luas dan banyaknya mata pelajaran telah dan
harus dipelajari, anak-anak sekarang diajarkan oleh guru-guru yang
berpendidikan, mereka dibantu oleh pengadaan sarana dan prasarana yang memadai,
dan para lulusan siap tempur untuk masuk perguruan tinggi.
b. Masalah
sitem penyampaian.
System
penyampaian sangat erat kaitannya dengan prosedur pelaksanaan kurikulum, karena
berkenaan dengan metode, media, interaksi, cara belajar, pengelolaan kelas, dan
system bimbingan belajar.
Kondisi
penyampaian turut menentukan tingkat kelancaran pelaksanaan kurikulum dan
sekaligus tingkat keberhasilan kurikulum masing-masing sekolah dan jenjang
pendidikan. Permasalahannya adalah apakah system penyampaian di sekolah-sekolah
kita sudah dapat dikatakan efesien? Jawabannya bisa jadi “ya” dan bisa jadi
“belum”.
Jawaban
“ya” adalah karena semua yang di perlukan dalam system penyampaian kurikulum
yang baik telah disediakan oleh pemerintah seperti guru, metode belajar, media
yang cukup canggih dan sebagainya. Adapun bisa dikatakan belum karena bnayak
ditemukan bahwa alat-alat yang ada, tidak dipergunakan dalam proses belajar
mengajar, bahkan masih banyak guru yang asal mengajar dan tidak berusaha
mencapai hasil yang optimal bagi para siswanya. Inilah yang menjadi masalah
sistem penyampaian kurikulum.
c. Masalah
pendekatan dunia kerja dan tenaga kerja.
Melalui
pendidikan anak-anak di harapkan dapat langsung terjun dalam masyarakat secara
mandiri, artinya ia sudah dapat mencari nafkah sendiri dan membelanjakannya
secara efisien. Beberapa ahli pendidikan mengukur produktifitas sekolah dengan
seberapa jauhkah ia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di lapangan
kerja, keberhasilan pendidikan di ukur dari pasaran kerja, di Indonesia sendiri
pernah dipersoalkan apakah pendidikan tidak seyogialnya dihadapi dengan “man
power approach”.
3. Factor-faktor
perbaikan kurikulum.
v Pertunbuhan
dan peledakan penduduk yang terus-menerus menghantui masyarakat yang sedang
berkembang.
v Peledakan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menuntut penyesuaian kurikulum.
v Aspirasi
manusia yang telah berkembang yang disebabkan berbagai factor.
4. Masalah
perbaikan kurikulum di sekolah kita.
Berdasarkan
studi kurikulum, seperti disarankan oleh G. Tankard kiranya perlu ditinjau
seberapa jauh sitem perbaikan kurikulum di sekolah-sekolah kita? Jawaban atas
masalah ini adalah pembinaan dan pengembangan kurikulum dalam decade terkhir
ini.
Pendekatan
system sangat cocok dengan penyelengaraan pendidikan di negara kita. Kondisi
ditanah air merupakan motivasi yang menentukan perlunya pelaksaan pendidikan
secara sistematik.
5. Kerangka
pemikiran perbaikan kurikulum.
Ada
beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan dalam perbaikan kurikulum yang perlu
mendapat jawaban yaitu:
-
Masalah apa yang
dihadapi dalam perbaikan kurikulum?
-
Mengapa
kurikulum di perbaiki?
-
Bagaimana cara
memperbaiki kurikulum sekolah?
-
Siapa yang
bertanggung jawab dalam memperbaiki kurikulum?
-
Dimana perbaikan
kurikulum dilaksanakan?
Keenam
pola tersebut merupakan suatu system yang menyuruh dan semua langkah yang perlu
ditempuh dalam proses perbaikan harus mengikuti kegiatan secara sitematis:
Pertama,
berkenaan dengan hal yang harus di perbaiki adalah tujuan, isi, dan keefektivan
progam. Perlu di perjelas tujuan-tujuan yang digunakan untuk mengubah tujuan,
sehingga dapat di tentukan apakah suatu tujuan dapat di pakai atau perlu
diganti? Demikian juga dengan keefektivannya. Perlu dipertanyakan isi kurikulum
mana yang harus diganti dan di perbaiki dan kurikulum mana saja yang di nilai
efektif.
Kedua, berkenaan
dengan alasan dan tujuan perbaikan kurikulum. Perubahan dan perbaikan kurikulum
adalah sejalan dalam arti bahwa perubahan kurikulum menuntut usaha-usaha
perbaikan secara berkesinambungan. Perubahan kurikulum di lakukan apabila sudah
tidak relevan dengan kebutuhan siswa dan senantiasa mengalami perbuhan dan
perkembangan terus-menerus.
Tujuan
perbaikan kurikulum adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau paling
kurang merupakan salah-satu usaha dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
Ketiga,
berkenaan dengan proses dan prosedur yang harus di tempuh dalam perbaikan
kurikulum. Langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah perecanaan awal,
perencanaan untuk pelaksanaan, memulai, dan operasi dan evaluasi program. Dalam
rangka ini yang banyak berperan adalah pemilik sekolah, guru-guru, siswa, serta
masyarakat.
Keempat,
berkenaan dengan keterlibatan para personal dalam perbaikan kurikulum adalah
para administrator atau tingkat daerah, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru,
siswa, orang tua murid dan masyarakat. Semua bertanggung jawab dalam memberikan
informasi, membuat keputusan berbagai tingkat, dan melaksanakan kurikulum di
sekolah.
Kelima,
berkenaan dengan dareah mana kurikulum dilaksanakan, kurikulum dilaksanakan
pertama-tama secara terpusat, namun pada gilirannya ,masing-masing daerah dan
tiap sekolah mendapat kesempatan mengadakan perbaikan dan pengembangan dengan
memberinya muatan lokal. Kesempatan bagi muatan lokal tersedia 20% dan 80% lagi
adalah muatan secara nasioanal.
Keenam,
berkenaan dengan waktu perbaikan kurikulum. Sangat sulit menentukan kapan
sebuah kurikulum di perbaiki, hal ini tergantung pada jenjang sekolah dan siapa
yang bertanggung jawab melakukan perbaikan.
Untuk
sekolah dasar minimal setelah program berlaku selama enam tahun baru diakan
perbaikan, sedangkan untuk SLTP minimal setelah tiga tahun baru diadakan
perbaikan.
Persiapan
ke arah perbaikan hendaknya dilakukan sejak awal, demikian pula waktu atau
lamanya suatu kurikulum perlu di ujicobakan dan progam evaluasi harus di rancang
dengan seksama.
6. Perencanaan
perbaikan kurikulum
Ada
tujuh langkah dalam kerangka kerja perbaikan kurikulum secara komprensif,
yaitu:
Ø Memulai
dengan kurikulm yang ada
Ø Perencanaan
filsafat pendidikan dan menentukan prinsip-prinsip kepemimpinan
Ø Menentukan
masalah dalam kehidupan dan tujuan pendidikan
Ø Penilaian
kurikulum yang ada
Ø Rencana
pelaksanaan perbaikan
Ø Evaluasi
program dan perubahan
7. Prinsip-prinsip
perbaikan kurikulum
v Perbaikan
kurikulum adalah proses berkesinambungan. Memperbaiki kurikulum adalah suatu
pekerjaan yang tidak pernah berhenti, melalui penilaian secara berkala yang
pada gilirannya menuntut perubahan pada system instruksional.
v Perbaikan
kurikulum merupakan suatu proses kerja sama.
v Perbaikan
kurikulum dilakukan pada skala yang lebih kecil, pada dasarnya kelompok guru
dan indidvidu yang mengemukakan keinginannya sendiri.
v Dalam
pekerjaan perbaikan kurikulum tidak semua aspek harus di ubah, tetapi dapat
dilakukan terhadap aspek-aspek tertentu saja yang merasa perlu di perbaiki.
8. Pendekatan
perbaikan kurikulum
Ada
beberapa jenis pendekatan dalam perbaikan kurikulum yang masing-masing
berdasarkan tujuan tertentu, dan masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan,
pendekatan itu adalah:
ü Pendekatan
autorian dan direktif
ü Pendekatan
studi kelompok
ü Pendekatan
pengembangan staf
ü Pendekatan
system pendidikan.
9. Prosedur
perencanaan pendidikan.
Rencana
perbaikan kurikulum berisikan empat langkah, yaitu:
ü Perencanaan
awal
ü Perencanaan
untuk pelaksanaan
ü Memulai
dan operasi
ü Evaluasi
program perbaikan.
B.
SISTEM PERBAIKAN KURIKULUM
Perbaikan
kurikulum adalah upaya penyesuaian yang dilakukan untuk meningkatkan koheresi,
kesesuaian, kedayagunaan, keterlaksanaan dan keberhasilan program kurikuler
berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian dan pengukuran.
Dengan
demikian kegiatan perbaikan kurikulum dilakukan setelah terlebih dahulu
dilakukan proses penilaian dan pengukuran. Penilaian berkaitan dengan aktifitas
memberikan makna kualitatif terhadap implementasi kurikulum yang ada, sedangkan
pengukuran pemberian data statistic untuk dijadikan dasar penilaian. Hasil dari
penilaian dan pengukuran akan berbentuk rekomendasi sfesifik berupa
perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. Selain itu tujuan perbaikan adalah
meningkatkan mutu sumber-sumber belajar, strategi belajar-mengajar, sebagai
balikan dari uji coba dan penilaian yang dilakukan sebelumnya.
Perbaikan
kurikulum memilikin fungsi yang sangat startegis untuk keberhasilan pelaksanaan
kurikulum, untuk itu diperlukan suatu pendekatan yang sistematis yang
menguraikan bagaimana konsep dan prosedur perbaikan kurikulum tersebut. Dalam
pendekatan system pendidikan bagi perbaikan kurikulum semua pihak terlibat,
baik para administrator, guru-guru, dewan sekolah maupun masyarakat dan siswa.
a. Nilai
prosedur sistematik bagi sekolah
Pendekatan
system pendidikan adalah metode yang sistematik yang memberikan kemudahan dalam
perbaikan kurikulum. Pendekatan system pendidikan merupakan alat dalam
melakukan usaha perbaikan. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
·
Perbaikan adalah
masukan utama dan akan mempengaruhi guru, siswa, dan administrator.
·
Perbaikan
menuntut kerjasama yang ekstensif dikalangan individu, departemen, dan sekolah.
·
Perbaikan
mengandung komplikasi-komplikasi yang logistic.
·
Perbaikan
mengandung pada indentifikasi kebutuhan.
b. Peranan
dan fungsi tim system kurikulum.
Pengembangan
pendekatan system kurikulum dilakasanakan oleh suatu tim system pendidikan.
Tiap anggota tim masing-masing memegang peranan tertentu, dalam bidang riset
dan evaluasi, pengembangan program, teknologi dan media personal dan
ketenagaan, financial anggaran komunikasi dan diseminasi. Tiap-tiap peranan
tersebut memegang fungsi, misalnya peranan riset dan evaluasi, penentuan
kebutuhan-kebutuhan program, mendesain program evaluasi, melaksanakan evaluasi,
dan melaporkan hasil evaluasi.
c. Pelembagaan
pendekatan system pendidikan.
Pelembagaan
pendekatan system pendidikan bertolak pada titik kunci keputusan, yakni
keputusan tentang model system pendekatan yang mana yang akan dilakukan pada
suatu sekolah. Dalam hal ini ada 4 model system pendekatan, yaitu:
ü Model
yang berdasarkan pada sekolah.
ü Model
yang berdasarkan pada budget.
ü Model
yang berdasarkan evaluasi.
ü Model
yang berdasarkan kantor pusat.
d. Unsur
penunjang perbaikan kurikulum
Program
perbaikan kurikulum senantiasa berhadapan dengan persoalan materi intruksional,
fasilitas dan perlengkapan. Faktor-faktor ini sangat esensial bagi perbaikan
proses belajar-mengajar. Dalam hubungan ini administrator berkewajiban
melaksanakan peranan-peranan sebagai berikut:
Ø Memilih
dan mempergunakan materi intruksional berdasarkan kebutuhan nyata disekolah.
Ø Prosedur
distribusi peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan waku dan tempat.
Ø Menilai
materi sebelum dan sesudah di gunakan.
e. Penilaian
perbaikan kurikulum.
Perencanaan
dan pelaksanaan strategi evaluasi dimaksudkan untuk menilai efektivitas rencana
perbaikan kurikilum.
-
Akontibiti.
Penilaian menuntut tanggung jawab semua individu yang terlibat dalam system
pendidikan melalui dua arah. Administrator bertanggung jawab pada masyarakat,
kepala sekolah dan guru.
-
Perngertian
evaluasi adalah suatu proses yang menghasilkan informasi yang sangat penting
dalam rangka pembuatan keputusan. Ada empat keputusan dalam pendidikan yang
perlu di timbangkan dalam upaya penilaian program intruksional, yaitu:
Perencanaan
keputusan yang terfokus pada kebaikan.
Pemograman
keputusan yang terfokus pada prosedur.
Pelaksanaan
keputusan yang mengarahkan kegiatan yang di program.
Program
keputusan yang meliputi terminating, continuing, evolving, atau
modifyingmactivities.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perubahan
kurikulum adalah upaya perbaikan pada bidang pendidikan, perubahan atau
reformasi dalam kurikulum diibaratkan sebagai pohon yang terdiri dari empat
bagian yaitu akar, batang, cabang, dan daun.
Akar
reformasi adalah cara hidup masyarakat dan ini merupakan landasan folosofis,
dan akar reformasi adalah masalah
sentralisasi atau pemerataan-mutu dan siklus politik pemerintahan setempat,
sedangkan yang menjadi batang adalah berupa mandate dari pemerintah dan standar-standarnya
tentang struktur dan tujuannya, sedangkan yang menjadi cabang reformasi adalah
manajemen dan yang menjadi daun-daun reformasi adalah keterlibatan orang tua
peserta didik dan masyarakat untuk menentukan misi sekolah yang dapat di terima
dan bernilai bagi masyarakat.
Perbaikan
kurikulum adalah upaya penyesuaian yang dilakukan untuk meningkatkan koheresi,
kesesuaian, kedayagunaan, keterlaksanaan dan keberhasilan program kurikuler
berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penilaian dan pengukuran.