Beranda · Teknologi · Olahraga · Entertainment · Gaya Hidup

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBELUM KBK

JEJAK PENDIDIKAN- KURUKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBELUM KBK

BAB I
PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang Masalah
http://fahrizal91.blogspot.co.id/
http://fahrizal91.blogspot.co.id/
Kurikulum adalah suatu dokumen tentang program pendidikan/pelatihan yang memberikan tujuan umum program dan tujuan umum setiap mata pelajaran yang dipersyaratkan didalam kurikulum. Silabus merupakan penjabaran kurikulum kedalam komponen-komponen kegiatan belajar dan mengajar pada setiap jenjang progran pendidikan/pelatihan yang digariskan didalam kurikulum secara runtut, rinci dan operasional. Keberhasilan implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut.
Kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum sekolah di lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Agama Islam dan Kebudayaan.
Kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam tersebut merupakan kerangka meteri bahan pelajaran pendidikan agama Islam yang harus disampaiakan serta dikuasai oleh siswa yang beragama lain
2.                  Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan perbandingan kurikulum 1984 dan 1994
2.      Menjelaskan pendekatan Pendidikan Agama Islam
3.      Menjelaskan persiapan mengajar
4.      Menjelaskan kegiatan belajar mengajar
5.      Menjelaskan tujuan pendidikan nasional
6.      Menjelaskan ruang lingkup GBPP pendidikan agama Islam


BAB II
Kurikulum Pendidikan
Agama Islam Sebelum  Kurikulum
Berbasis Kompetensi

A.                Membandingkan Kurikulum 1984 dan 1994
1.                  Dari segi bentuk
Kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum sekolah di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Agama Islam dan Kebudayaan. Kurikulum/ GBPP pendidikan agama Islam tersebut merupakan kerangka materi/bahan pelajaran pendidikan agama Islam yang harus disampaikan serta dikuasai oleh siswa yang beragama lain.
Kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam 1984 berbentuk kolom-kolom kesamping dengan jumlah kolom, yang banyak, sedangkan kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam 1994 berbentuk uraian ke bawah dan lebih sederhana. Bentuk kurikulum GBPP pendidikan agama Islam 1994 mengambil format uraian ke bawah.
2.                  Dari segi Isi
Isi atau materi kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam 1984 dan 1994 pada umumnya adalah sama. Beberapa perbedaan terjadi dalam kurikulum/GBPP 1994 pada penekanan dan orientasi beberapa unsur pokok pada masing-masing jenjang. Penekanan utama adalah materi yang diberikan selalu mengacu kepada pengalaman sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Di antara ciri pokok kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam 1994 dari segi isi adalah sebagai berikut : Unsur pokok keimanan tidak banyak mengalami perubahan dan semua rukun Iman yang enam diberikan. Penekanan diberikan pada fungsi iman, sikap dan perilaku orang yang beriman dan hal-hal yang merusak iman.
Ø    Unsur pokok ibadah tidak banyak mengalami perubahan, kecuali penekanan pada kemampuan menjadi imam dan khatib salat jum’at dan pembahasan zakat dikaitkan dengan pajak.
Ø    Unsur pokok Al-qur’an mengalami perubahan, orientasi pada jenjang menengah dengan menampilkan ayat-ayat yang berkaitan dengan ilmu yang diperlukan dalam kehidupan modern. Misalnya ilmu kedokteran tentang asal-usul kejadian manusia, lingkungan hidup dan sebagainya.
Ø    Unsur pokok akhlak mengalami perubahan orientasi dari akhlak sebagai kumpulan aturan tentang etiket (budi pekerti) menjadi akhlak sebagai kepribadian muslim. Karena itu materi kurikulum tentang akhlak selain membicarakan adab, maka yang lebih penting adalah mengenai kualitas kepribadian seperti ketaatan, kejujuran, keikhlasan, cinta ilmu, cinta kerja keras dan cinta keadilan.
Ø    Unsur pokok syariah tidak mengalami perubahan orientasi kecuali perampingan materi.
Ø    Unsur pokok muamalah mengalami pengembangan konseptual dengan menampilkan padanan istilah-istilah klasik dalam ilmu fiqh dengan istilah-istilah atau konsep dalam kehidupan muamalah modern, seperti syirkah dengan PT dan mengaitkan materi bahasanya dengan masalah-masalah actual, seperti zakat dengan pajak dan riba dengan bunga bank dan sebagainya.
Ø    Unsure pokok tarikh mengalami perubahan orientasi dengan memperkenalkan ishlah dalam perspektif sejarah modern. Untuk itu sejarah yang diperkenalkan kepada siswa adalah Islam di beberapa benua selain materi yang lebih rinci tentang Islam di Indonesia dan di Asia Tenggara.
Penekanan dalam kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam 1994 adalah dikembangkan keterpaduan antara ketiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Di antara contoh pengembangan pembinaan terpadu tersebut sebagai berikut :
a.       Seorang guru pendidikan agama Islam di kelas hendaknya menanyakan kepada murid-muridnya apakah mereka menjalankan ibadah shalat dengan tertib dan teratur di rumah mereka atau di masjid atau di mushalla di hari yang bersangkutan.
b.      Guru pendidikan agama Islam agar menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan di lingkungan sekolah.
c.       Guru pendidikan agama Islam mendaftar dan memantau murid-muridnya yang ikut kegiatan keagamaan di Madrasah atau ke masjid atau ke mushalla di sekitarnya.
d.      Guru pendidikan agama Islam agar memasyarakatkan isi kurikulum/GBPP pendidikan agama Islam 1994 pada orangtua dan mendiskusikan pelaksanaannya dari waktu ke waktu.

B.                Pendekatan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam di sekolah pada dasarnya dilaksanakan melalui intra dan ekstra
            kurikuler  yang satu sama lainnya saling menunjang dan saling melengkapi. Dalam kegiatan itu digunakan lima pendekatannya, yaitu :
1.      Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan. Untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Untuk itu maka perlu metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode pemberian tugas (resitasi) dan Tanya jawab pengalaman keagamaan siswa tersebut.
2.      Pendekatan pembiasaan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamanya. Dengan pendekatan ini peserta didik dibiasakan mengamalkan ajaran agama, baik secara indivual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu maka metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode latihan (drill), pelaksanaan tugas demonstrasi dan pengalaman langsung di lapangan.
3.      Perasaan dan emosi peserta didik dalam meyakini memahami dan menghayati ajaran agamanya.  Dengan pendekatan ini diusahakan selalu mengembangkan perasaan keagamaan peserta didik agar bertambah kuat keyakinannya akan kebesaran Allah dan kebenaran ajaran agamanya. Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah untuk metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode ceramah, bercerita dan sosiodrama.
4.      Pendekatan rasional, yaitu usaha memberikan peranan kepada rasio, dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. Dengan pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan menggunakan akalnya dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama. Untuk itu metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah ceramah, Tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, latihan dan pemberian tugas.
5.      Pendekatan fungsional, yaitu suatu usaha menyajikan ajaran agama Islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangannya. Materi yang dibahas dipilih sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masyarakatnya. Untuk itu metode mengajar yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah metode latihan, pemberian tugas, ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi.
C.                Persiapan Mengajar
            Sebelum guru memulai memberikan pelajaran seyogyanya terlebih dahulu membuat persiapan mengajar. Persiapan mengajar bukan hanya mempersiapkan materi pelajaran yang akan disajikan tetapi juga merumuskan kegiatan dalam bentuk perencanaan yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Persiapan mengajar tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk satuan pelajaran (SP).
     Satuan pelajaran adalah pedoman tentang proses belajar mengajar yang meliputi: tujuan pengajaran, bahan pengajaran, uraian kegiatan belajar mengajar serta evaluasi yang digunakan. Satuan pelajaran disusun mengikuti pola dan cara-cara tertentu.
     Ada beberapa pola satuan pelajaran yang dikembangkan , misalnya:
1.      Pola tiga, terdiri dari:
a.       Tujuan pengajaran khusus.
b.      Kegiatan belajar mengajar.
c.       Evaluasi.
2.      Pola empat, terdiri dari:
a.       Tujuan pengajaran khusus.
b.      Materi pelajaran.
c.       Kegiatan belajar mengajar.
d.      Evaluasi.

3.      Pola enam, terdiri dari:
a.       Tujuan pengajaran umum.
b.       Tujuan pengajaran khusus.
c.       Materi pelajaran.
d.      Kegiatan belajar mengajar.
e.       Sarana dan sumber.
f.       Evaluasi.
            Sehubungan dengan ketiga pola tersebut di atas, setiap guru pendidikan agama Islam dapat memilih salah satu pola yang diminatinya dan sesuai dengan keinginan sekolah dimana ia mengajar.
D.         Kegiatan Belajar Mengajar
            Belajar mengajar adalah suatu istilah yang mengandung makna kegiatan interaksi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan belajar mengajar karena dalam interaksi tersebut akan terjadi pengaruh timbal balik, artinya bukan hanya siswa yang belajar dari gurunya tetapi guru juga akan banyak belajar dari kegiatan itu. Dengan kata lain guru dan siswa adalah dua komponen yang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu guru perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di bawah ini:
1.      Kegiatan Pendahuluan
a.       Menjelaskan resume bahan-bahan yang telah dijelaskan kepada siswa pada minggu lalu.
b.      Mengadakan appersepsi yaitu menjelaskan pelajaran yang lalu tapi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan disajikan.
c.       Memberikan tes awal. Fungsi tes awal ini adalah untuk menilai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan atau keterampilan-keterampilan yang tercantum dalam tujuan pengajaran khusus sebelum mereka mengikuti program pengajaran.
2.      Kegiatan Pelajaran Inti
a.       Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan tersebut.
Tujuan merupakan langkah pertama yang harus ditempuh dalam menyusun program belajar mengajar dengan sistem apapun, karena tujuan berfungsi untuk:
·         Memberikan arah kepada siswa maupun guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
·         Merupakan patokan untuk mengukur hasil belajar siswa.
·         Merupakan kriteria untuk mengevaluasi kualitas dan efisiensi pengajaran.
b.      Menggunakan metode belajar mengajar yang tepat. Mengingat kondisi, situasi dan sarana sekolah yang berbeda beragamnya kemampuan guru dalam menerapkan metode mengajar maka guru perlu memilih metode yang dipandang paling tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam.
            Dalam memilih metode yang akan digunakan  hendaknya  guru memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Metode yang dipilih sesuai dengan tujuan dan materi yang disajikan.
2.      Metode yang dipilih disesuai kan dengan fasilitas dan sarana yang ada.
3.      Metode yang dipilih dapat dikembangkan sesuai dengan perubahan yang  diperkirakan.
4.      Metode yang dipilih disesuaikan  dengan kemampuan guru itu sendiri.
5.      Metode yang dipilih harus membuat siswa selalu aktif.

c.       Memanfaatkan sumber belajar yang ada.
            Ada banyak sumber yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk lebih memperjelas bahan yang disajikan, misalnya sebagai berikut:
·         Buku-buku
Buku merupakan sumber kegiatan belajar mengajar yang penting, karena terdapat ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.
·         Media
Sumber belajar mengajar tidak selamanya terdapat dalam buku, tetapi juga terdapat dalam sumber lainnya, misalnya dari surat kabar, majalah, atau dari media lainnya.
·         Lingkungan
Lingkungan merupakan sumber belajar mengajar yang kadangkala sangat menarik bagi anak-anak, karena menyangkut hal-hal nyata dan dikenal siswa. Sumber tersebut dapat berupa; lingkungan social kemasyarakatan dan lingkungan budaya.
d.      Menggunakan sarana dan alat belajar
                        Dalam belajar mengajar guru dan siswa harus aktif, baik fisik maupun mental. Kedua bentuk keaktifan itu sukar dilaksanakan bila tanpa sarana dan alat. Sarana dan alat mungkin berupa benda-benda atau elektronik yang mahal, tetapi mungkin juga berupa benda yang murah dan dapat dibuat oleh guru sendiri yang dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
3.      Kegiatan Penutup
a.       Membuat resume dari bahan-bahan yang baru saja disajikan.
b.      Mengadakan test akhir yaitu test yang diberikan setelah siswa menyelesaikan program pengajaran. Test akhir ini berfungsi untuk menilai kemampuan siswa tentang penguasaan materi yang telah disajikan guru dan mengatur ketentuan belajar. Hal ini penting untuk melihat sampai dimana keberhasilan program pengajaran tersebut.
4.      Evaluasi atau penilaian
      Penilaian yang dilakukan adalah untuk menilai proses hasil belajar siswa. Penilaian mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotor. Evaluasi terhadap aspek kognitif mencakup semua materi unsur pokok pendidikan agama Islam, sedangkan aspek afektif lebih ditekankan pada unsure pokok keimanan dan akhlak, sementara aspek psikomotor terutama ditekankan pada unsur pokok ibadah (terutama shalat) dan unsur pokok Al-qur’an terutama kemampuan baca tulis huruf Al-qur’an.
      Dalam memberikan evaluasi formatif dan sumatif tidak cukup hanya dengan tes objektif saja tetapi juga hendaklahmenggunakan test uraian, test perbuatan dan tes sikap. Evaluasi terhadap unsur pokok ibadah dan Al-qur’an agar lebih ditekankan pada tes perbuatan, sedangkan untuk unsur akhlak lebih ditekankan kepada observasi dan pemberian tugas (resitasi).
E.         Tujuan Pendidikan Nasional
                   Dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada penjelasan ayat (20) pasal 39 dinyatakan: “ Pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat persatuan nasional.
                   Sementara itu dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:
1.      Tujuan Pendidikan Agama
            Pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.
                        Tujuan pendidikan agama Islam ini merupakan penjabaran dari bunyi Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 yaitu: “ Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
            Rumusan tujuan pendidikan agama Islam pada sekolah menengah, merupakan penjabaran dari bunyi peraturan pemerintah No. 29 Bab II pasal (2), yaitu:
1.        Pendidikan Menengah bertujuan:
a.       Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
b.      Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar kehidupannya.
2.        Tujuan Pendidikan Agama Islam Untuk Setiap Kelas.
a.       Tujuan pendidikan agama untuk kelas I adalah:
1.      Siswa memahami, meyakini dan mengimani Allah, malaikat-malaikat-Nya, dengan mengetahui fungsi, dalil naqli dan aqlinya dan menjauhi hal-hal yang merusak iman.
2.      Siswa memahami, menghayati dan mampu menjadi imam dalam shalat berjama’ah, melaksanakan shalat fardhu, dan khutbah jum’at.
3.      Siswa mampu membaca, menyalin, mengartikan dan menyimpulkan Al-qur’an, makanan yang halal dan bergizi, pelestarian alam dan kerusakan akibat tangan manusia.
4.      Siswa memiliki rasa tanggung jawab, keadilan dan keikhlasan.
5.      Siswa memahami dan mempedomani Dinul Islam, wakaf, riba dan perbankan.
6.      Siswa memahami dan mengambil manfaat dari sejarah perkembangan dan peranan umat Islam di Indonesia.
a.                  Tujuan pendidikan agama untuk kelas II adalah:
1.      Siswa memahami, meyakini dan mengimani kitab-kitab Allah, Rasul-rasul-Nya dengan mengetahui fungsi dalil naqli dan aqlinya.
2.      Siswa memahami, menghayati dan mengamalkan shalat sunat, zikir dan do’a serta mampu menyelenggarakan shalat jenazah.
3.      Siswa mampu membaca, menyalin, mengartikan dan menyimpulkan Al-qur’an ayat pilihan tentang azas pemerataan, tidak boros, kemurnian dan kebenaran Al-qur’an, rahmat Allah dan azas keseimbangan.
4.      Siswa terbiasa mensyukuri nikmat, cinta damai, setia kawan, bermusyawarah, dan hidup rukun sebagai umat beragama.
5.      Siswa memahami dan mengambil manfaat dari sejarah perkembangan Islam di beberapa benua.
b.                  Tujuan pendidikan agama untuk kelas III adalah:
1.      Siswa memahami, meyakini dan mengimani hari akhir, qadha dan qadhar dengan mematuhi fungsi dalil naqli dan aqlinya dan menghayati sikap dan perilaku orang beriman.
2.      Siswa memahami ketentuan, kedudukan dan hikmah shalat, zakat dan pajak, haji dan umrah.
3.      Siswa mampu membaca, menyalin, mengartikan dan menyimpulkan Al-qur’an ayat pilihan tentang IPTEK, asal kejadian manusia, air susu binatang ternak, buah-buahan dan madu.
4.      Siswa terbiasa disiplin, berpikir positif, memiliki etos kerja dan menjauhi penyakit masyarakat.
5.      Siswa memahami dan mempedomani ketentuan munakahat, mawaris dan perseroan.

F.                 Ruang Lingkup GBPP Pendidikan Agama Islam
            Ruang lingkup bahan pengajaran pendidikan agama Islam. Berdasarkan kurikulum Pembelajaran Pendidikan Agama tahun 1994.
1.      Ruang lingkup bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan Buku Kurikulum Pelajaran Pendidikan Agama Tahun 1994.
a.                   Ruang Lingkup GBPP Pendidikan Agama Islam mencakup usaha mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :
1.      Hubungan manusia dengan Allah SWT.
2.      Hubungan manusia dengan sesama manusia.
3.      Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
4.      Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.
b.                  Bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam, meliputi tujuh (7) unsur pokok, yaitu :
1.      Keimanan.
2.      Ibadah.
3.      Al Quran.
4.      Akhlak.
5.      Muamalah.
6.      Syari’ah.
7.      Tarikh.
Enam belas kriteria penyusunan bahan pelajaran pendidikan agama Islam. Dalam menentukan bahan pelajaran pendidikan agama Islamn dipergunakan enam belas kriteria, yaitu:
a.       Kesesuaian dengan tujuan.
b.      Essensial
c.       Konsep utuh
d.      Tidak sarat
e.       Bukan pengulangan
f.       Pengembangan
g.      Bersifat pengajaran
h.      Bersifat melatih
i.        Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak
j.        Berkaitan dengan bidang studi lain
k.      Berkaitan dengan IPTEK
l.        Bermanfaat dalam sehari-hari
m.    Mengembangkan kepribadian anak
n.      Melanjutkan Pelnajar
o.      Menunjang kebutuhan pembangunan

BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Dalam kurikulum pendidikan agama Islam tahun 1984 yang berbentuk kolom-kolom kesamping sedangkan 1994 sudah berbentuksudah diuraikan format kebawah. Kurikulum dibagi menjadi beberapa segi sesuai dengan ketentuan yaitu: segi bentuk, segi isi.
Pendidikan agama Islam mempunyai pendekatan yaitu: pendekatan pengalaman, pendekatan pembiasaan, perasaan dan emosi, pendekatan rasional, pendekatan fungsional.
Dalam persiapan mengajar ada beberapa pola satuan pembelajaran yang dikembangkan, yaitu: pola tiga, pola empat, pola enam. Kegiatan belajar mengajar guru harus mampu menguasai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar yaitu: kegiatan pendahuluan,  kegiatan pelajaran inti, kegiatan penutup, evaluasi.
Pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk penyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati agama melalui bimbingan belajar mengajar.