Advertisement
JEJAKPENDIDIKAN- Dari sini saya dapat menganalisis bahwa, beberapa konsep-konsep
etika filosofis muslim mencerminkan
pengaruh aliran-aliran filsafat Yunani. Karya-karya tentang moral yang
mula-mula ditulis oleh al-Kindi sebagai filosof Muslim pertama, sanagat
dipengaruhi oleh Socrates.
Pengaruh
klasik lainnya bisa juga dilihat dalam karya-karya filosof beraliran Platonis
seperti Abu Bakar al-Razi, yang mengikuti pembagian Plato tentang
pembagian-pembagian jiwa, dan kalangan Neoplatonis seperti al-Farabi. Sementara
pengaruh Aristotelian bisa juga dilihat dari al-Farabi, yang mendiskusikan
tentang kejahatan.
Dalam karya
etika Maskawaih pengaruh Platonis menerima konfirmasi dan dimensi politiknya
lebih jauh dimana sebelumnya tak ada, maka pada saat ini mulai tampak. Didalam
karya etika Maskawaih, ia mencabangkan tiga bagian kebajikan menjadi
kebijaksanaan keberanian, keberanian dan kesederhanaan.
Dimensi
politik muncul secara penuh dalam tulisan-tulisan Nasir al-Din al-Tusi yang
menggambarkan jauh lebih baik mengenai kesatuan organis antara politik dan
etila dari pada pendahulunya.
Al-ghazali,
yang system etikanya mencangkup moralitas filosofis, teologis dan sufi, adalah
contoh yang paing representatif dari tipe etika religius. Terahir Mulla Shadra,
yang pemikirannya dipenuhi oleh elemen-elemen Ibnu Sina dan al-Ghazali, dapat
dianggap sebagai wakil penting pada periode klasik dalam tulisan tentang etika,
filsafat dan teologi.
Dalam
beberapa konsep etika ini banyak para filosof yang menghubungkan etika ini
dengan tujuan pencapaian kebahagiaan manusia didunia dan diahirat diantaranya
adalah, ada juga yang menghubungkan etika dengan jiwa, baik itu merupakan jiwa
hewani, esensi non-bendawi, diantaranya maupun manusiawi.
Selain itu masih ada
juga yang menghubungkan moral atau etika dengan politik, rumah tangga dan
menghubungkannya dengan keutamaan-keutamaan dengan mengerjakan perbuatan yang
baik dan terpuji.